Takut Perjalanan Jauh
Kalian suka traveling ke berbagai daerah? Aku sih tak. Bagiku kesenanganku ketika bisa menghabiskan waktu dengan orang-orang terdekat. Teman, keluarga. Jadi kalau traveling-nya sama mereka, ya suka-suka aja sih :')
Sebetulnya aku ada sedikit masalah soal bepergian. Secara psikis mungkin ya. Sejak kecil.
Aku tinggal di Jogja. Setiap tahun aku sudah pasti akan bepergian ke dua kota yaitu saat lebaran ke asal bapak dan ibu. Keduanya pendatang yang akhirnya memutuskan untuk menetap di sini.
Minimal dua kali dalam setahun, kan. Aku cemas. Biasanya sehari sebelum rasa cemas itu akan datang. Belum lagi kalau ada hajatan lain, kami pergi ke sana. Ke daerah asal ibu itu 4 jam, ke daerah asal bapak itu 7 jam jika menggunakan mobil pribadi. Tapi sedari kecil aku sadar ada rasa itu tapi dipendam saja. Saat dewasa aku lebih menyadari hal tersebut dan selalu berupaya berdamai dengan diri sendiri. Cemas itu sulit aku ungkapkan. Gelisah tidak karuan tetapi tidak bisa berbuat apa-apa.
Bermusik juga membawaku pergi ke berbagai kota. Jadi selain mudik dan hajatan keluarga, bertambah lagi durasi rasa gelisah dan cemas yang harus aku lalui. Tapi semua aku jalani, aku hadapi.
Puncaknya ialah ketika aku kuliah kira-kira semester akhir, setiap minimal satu bulan sekali aku dan keluarga berkunjung ke rumah nenek dari ibu, oleh karena kondisi nenek yang selalu ingin dijenguk.
Frekuensi sering pergi ke luar kota tidak membuat rasa gelisah itu pergi. Aku kira akan terbiasa. Tapi tak.
Bagaimana aku menghadapi jika rasa cemas dimulai? Tidak ada, sama sekali tidak ada :D
Bahkan sampai detik ini, rasanya masih akan selalu sama. Hanya kadarnya suka berubah-ubah tapi ya gitu deh pokoknya. Hehehehe...
Beberapa hal yang mendapat pengaruh dari rasa cemas itu:
1. Packing jauh-jauh hari sudah beres. Panik aja kalau belum selesai.
2. Packing sangat mepet dengan keberangkatan. Paniknya membuat mager karena saking paniknya aku bisa diem aja di kasur. Nggak mau ngapa-ngapain sampai waktu sudah sangat dekat.
Belum pernah baca soal ini, belum kepoin juga. Tapi nemu ada kawan yang sama. Lebih parah. Paniknya seminggu gitu. Mungkin teman-teman yang baca juga punya perasaan sama saat akan bepergian jauh?
Selasa, 29 Januari 2019
Firlie N.H
Sebetulnya aku ada sedikit masalah soal bepergian. Secara psikis mungkin ya. Sejak kecil.
Aku tinggal di Jogja. Setiap tahun aku sudah pasti akan bepergian ke dua kota yaitu saat lebaran ke asal bapak dan ibu. Keduanya pendatang yang akhirnya memutuskan untuk menetap di sini.
Minimal dua kali dalam setahun, kan. Aku cemas. Biasanya sehari sebelum rasa cemas itu akan datang. Belum lagi kalau ada hajatan lain, kami pergi ke sana. Ke daerah asal ibu itu 4 jam, ke daerah asal bapak itu 7 jam jika menggunakan mobil pribadi. Tapi sedari kecil aku sadar ada rasa itu tapi dipendam saja. Saat dewasa aku lebih menyadari hal tersebut dan selalu berupaya berdamai dengan diri sendiri. Cemas itu sulit aku ungkapkan. Gelisah tidak karuan tetapi tidak bisa berbuat apa-apa.
Bermusik juga membawaku pergi ke berbagai kota. Jadi selain mudik dan hajatan keluarga, bertambah lagi durasi rasa gelisah dan cemas yang harus aku lalui. Tapi semua aku jalani, aku hadapi.
Puncaknya ialah ketika aku kuliah kira-kira semester akhir, setiap minimal satu bulan sekali aku dan keluarga berkunjung ke rumah nenek dari ibu, oleh karena kondisi nenek yang selalu ingin dijenguk.
Frekuensi sering pergi ke luar kota tidak membuat rasa gelisah itu pergi. Aku kira akan terbiasa. Tapi tak.
Bagaimana aku menghadapi jika rasa cemas dimulai? Tidak ada, sama sekali tidak ada :D
Bahkan sampai detik ini, rasanya masih akan selalu sama. Hanya kadarnya suka berubah-ubah tapi ya gitu deh pokoknya. Hehehehe...
Beberapa hal yang mendapat pengaruh dari rasa cemas itu:
1. Packing jauh-jauh hari sudah beres. Panik aja kalau belum selesai.
2. Packing sangat mepet dengan keberangkatan. Paniknya membuat mager karena saking paniknya aku bisa diem aja di kasur. Nggak mau ngapa-ngapain sampai waktu sudah sangat dekat.
Belum pernah baca soal ini, belum kepoin juga. Tapi nemu ada kawan yang sama. Lebih parah. Paniknya seminggu gitu. Mungkin teman-teman yang baca juga punya perasaan sama saat akan bepergian jauh?
Selasa, 29 Januari 2019
Firlie N.H
Komentar
Posting Komentar