SETIAP MANUSIA ADALAH BAIK


SETIAP MANUSIA ADALAH BAIK

“Setiap manusia adalah baik”.

Ajaran Walisongo tentang ketuhanan yang disebarkan di pulau Jawa sekitar abad 15 saya baca dari jurnal tulisan Purwadi (2011). Salah satu penggalannya begini.

Pangeran iku ana ing ngendi papan; aneng sira uga ana Pangeran, nanging aja sira wani ngaku Pangeran.
Pangeran iku adoh tanpa wangenan, cedhak tanpa senggolan.

Tuhan itu ada di mana-mana, juga ada pada dirimu, tapi jangan engkau berani mengaku dirimu Tuhan.
Tuhan itu jauh tanpa ada batasnya, dan dekat sekali tapi tidak dapat bersentuhan.

Mengapa manusia bisa berbuat jahat sedang Tuhan ada pada diri kita? Karena manusia ceroboh seperti yang dijelaskan dalam salah satu kesenian asal Blora, kentrung.

Nur nu ring Gusti dumunung ana sipate manungsa, najan kasat mata pasti ana
Cahya-cahyaning Gusti, dumunung ana sipate menungsa carme nyang yekti tan cetha wineka. 
Rahing Gusti dumung ana sipate menungsa, rasakna karepe lan anggo nira.
Kumpul-kumpuling Gusti dumunung ana sipate menungsa kawruh hana iwa kangsi kurang-kurang wong weka.
Jagad ing Gusti dumunung ana sipate manungsa, dadi sak sarian sira ora waspada.
Tetes ing Gusti dumunung ana sipate manungsa; tamatna sabraning eyang sasmita 
Siji Gusti Allah siji ora ana kang madani, saking nyebar tumite surasa sasmitane jokongsi bisa krasa.
Wujud wujud ing gusti dumunung ana sipate manungsa, yen wis ana wur weteng sangang sasi lahir jabang bayi waring tunggal rumesep tan wal, waspadakna wong wati kang siragawa.
Langgeng selawase liwat gawat praptaning wangsa yen ilang lalekna yen siroraning tumekaning kalih;

Nur Allah berada pada sifat manusia, meski tak tampak namun nyata ada.
Cahaya (nur) Allah berada pada diri manusia namun justru sering diabaikan. 
Roh (dzat) Allah ada pada manusia, maka rasakan dan turutilah kehendakNya.
Tuhan beserta sifat-sifatNya ada pada diri manusia, maka ketahuilah dan jangan sampai engkau ceroboh.
Semesta ciptaan Tuhan ini sungguh ada di dalam diri manusia hanya saja engkau tidak awas melihatnya.
Tetesan atau percikan dzat Allah ada pada manusia, maka perhatikanlah semua tanda-isyarat itu.
Bahwa Allah itu Esa (tunggal) dan tidak ada sekutu-Nya maka bacalah isyarat-Nya sehingga paham, ada pada manusia dari sejak di dalam kandungan sembilan bulan lalu lahir hingga mati, perhatikanlah apa yang selalu engkau bawa selama itu.
Kekal selamanya meski diuji cobaan ikhlaskanlah sepenuh hati.

Sepenggal temuan dalam penelitian saya yang ketika saya selesai menuliskan kembali pemahaman saya setelah teks diterjemahkan oleh beberapa pihak berhasil membuat saya menangis dan merasa menjadi bagian orang-orang yang ceroboh. Padahal sejak dalam kandungan hingga lahir, Tuhan telah meletakkan kebaikan pada manusia. Sejak itu saya percaya bahwa pada dasarnya setiap manusia adalah baik.

Firlie NH
diterbitkan 26 Februari 2019
diedit 18 Maret 2020

Komentar

Banyak dibaca