Aku Sayang Pandji Pragiwaksono
Selamat datang kembali di blog Firlie NH
Aku sayang dengan Pandji Pragiwaksono. Aku memang mudah merasa sayang dengan orang lain di dekatku. Yang aku rasakan adalah rasa klop untuk berteman, maka secara natural aku akan sayang. Tidak perlu banyak berpikir untuk berbuat baik terhadap orang yang ku sayang.
Nah, kalau seorang influencer disukai orang banyak, orang banyak itu biasa disebut fans. Oleh karena beberapa alasan, bang Pandji tidak suka dengan fans. Ada di bit Pragiwaksono world tour yang aku tonton live di Jogja yang juga dibawakan di Pragiwaksono Jakarta dan potongan video yang membahas itu dia upload ke kanal YouTube dia. Jadi kalian juga bisa lihat. Dia lebih suka sebut mereka adalah penikmat karyanya. "Fans are demanding, friends are understanding". Bang Pandji suka bilang gitu. Ada juga di lagunya, kalau nggak salah judulnya "Satu lawan banyak".
Hmm, sebetulnya aku tahu Pandji Pragiwaksono dari program TV "Kena Deh" seperti orang-orang. Dan "Hole in The Wall". Ya biasa aja gitu. Terus punya program talk show "Sebelas Dua Belas" di kompas TV. Waktu itu sih dia sudah komika, tapi menurutku nggak lucu. Lebih lucu kalau nge-host dan suka ngakak sambil jijik tiap bang Pandji goyang "anakonda" deh kalau tidak salah namanya. Rada lupa. Setiap dia ber-stand up comedy di bagian awal, aku nggak pernah ketawa. Tapi kalau pas tek tok dengan bintang tamu bagiku lucu banget. Suka ngakak.
Terus waktu itu aku nggak sengaja ngikutin kompetisi SUCI 4, rajin nonton gitu. Jurinya Raditya Dika kalau nggak salah. Berganti season yang bang Pandji jadi jurinya. Nggak tau deh tahu-tahu tertarik gitu aja. Kepoin semuanya. Ingat tahunnya aja enggak aku. Aku follow Instagram dan Twitter-nya. Tentu subscriber-nya di YouTube. Nonton video stand up comedy nya, konten mikir, dll dah.
Aku sebut stand up comedy bang Pandji itu lucu tapi substantif. Hmm, padahal tadi aku bilang nggak lucu. Hahaha. Aku jujur sama diri sendiri sih emang, yang dulu nggak lucu, terus aku menemukan yang bagiku lucu, eh keterusan. Sekarang, kalau lihat special show pertamanya, "Bhinneka tunggal tawa" aku tetep nggak ketawa. Aku merasa delivery-nya nggak natural terus jadi nggak sampai ke aku dan garing walau penonton di sana ketawa. Tapi ya nonton show langsung pasti punya kesan beda. Intinya gitu deh.
Di luar komedinya, aku suka banget cara pandang Pandji Pragiwaksono. Sejalan sama yang aku pikirkan kebetulan, tapi dia lebih brilian dan inspiratif tentunya. Dia selalu berhasil bikin aku merasa, "Iya yah, kenapa kita harus ribet sih?" Maksudnya gini deh, aku suka banget dengan cara dia menerima segala sesuatu yang nggak sejalan sama dia. Dia nerima dan terbuka atas segala perbedaan pendapat, pandangan, dan apapun itu deh. Ya aku sudah seperti itu dari dulu, tapi tiap dia beropini soal menerima perbedaan-perbedaan itu kan ditambah statement penjelasan. Statement itu lah yang bikin aku kagum. "Gila bang Pandji kepikiran ke sana. Jauh. Aku enggak sampai sama walaupun pada dasarnya ya aku sangat menerima perbedaan itu." Aaaakkkkkk kalau bisa milih, nunjuk jodoh gitu, aku mau minta sama Alloh kek bang Pandji satu buat menemani aku menjalani hidup dengan penuh rasa damai.
Tapi gini, dia kan artis, public figure, influencer, apalah aku bingung sebut dengan apa yang paling enak, jadi aku nggak kenal secara personal. Tiap orang pasti ada busuknya. Tapi itu urusan dia dan aku bodo amat sih. Aku sayang gitu aja sama dia. Apa-apa soal dia aku perhatikan. Dia akan rispek parah buat orang-orang yang beli atau nonton karyanya. Karya dia banyak gila. Stand up comedy show, album rap, buku, dan film. Aku akan butuh biaya yang amat sangat banyak kalau untuk bisa dapetin karya dia semua. Aku nggak se-fanatik itu walau aku tahu ada banyak orang yang sampai begitu ke dia. Rispek! Tapi aku penasaran, ya pengen punya semua karyanya, tapi aku nggak ngoyo. Aku pilih yang aku mau dan mampu aja.
Aku tonton film partikelir, film pertama bang Pandji di hari pertama tayang. Waktu itu emang sepenasaran ituuuuu. Dan aku suka banget sama film-nya karena jokes-nya Pandji banget! Walau filmnya nggak laku di pasaran tapi yaudah lah. Hahaha. Aku pasti nonton film kedua bang Pandji!
Aku udah nonton dua show-nya di Jogja. Yang nggak aku tonton juga banyak karena belum kenal. Tiketnya relatif mahal dibanding komika lain. Ya iyalah! Eh tapi efeknya aku kalau beli tiket nonton show komika lain berasa murah terus. Hahahaha.
Buku aku baca satu dari delapan buku. Bukunya aku juga suka! Berasa lagi denger dia story telling seperti biasa tapi lewat tulisan. Aku review juga, aku masukin konten #Review di blog ini :)
Rapnya aku suka! Suka topiknya, beat-nya, diksinya. Walau nggak semua. Tapi banyak yang aku suka. Tapi kayaknya orang-orang kurang suka. Tidak terlalu muncul ke permukaan karya rap Pandji Pragiwaksono. Aku belum pernah beli albumnya karena digital download, andai ada fisik dan dijual di demajors Jogja, udah ku obok-obok dari dulu demajors. Aku lebih suka bentuk CD dah. Nah, aku nggak ngoyo hehe.
Ya pokoknya aku sayang banget sama bang Pandji. Mungkin ini terdengar lebay, karena aku aja bertanya ke diriku sendiri, "kenapa aku sesayang ini sih, sama bang Pandji?"
Anyway, kerja keras bang Pandji menginspirasi aku. Salah satunya aku rajin bikin resital itu kekompor bang Pandji! Tapi ya agak beda, dia berkarya sesuai passion sekaligus cari uang. Yang aku lakukan dengan resital bukan soal uang sih, aku mau melakukan sesuatu yang aku anggap baik dan menyenangkan yang semoga tidak cuma buat aku tapi juga buat orang lain. Eh tapi nggak tahu juga sih belum tentu berhasil diterima orang lain seperti itu.
Sebetulnya aku curiga sama diriku sendiri, kalau mulai lebay gini, takutnya kesenggol sesuatu hal yang tak terduga bikin aku ilfeel terus bikin situasinya berubah banyak banget. Sebetulnya (lagi) aku sering juga beda pendapat sama bang Pandji tapi aku sejauh ini nggak bisa ilfeel. Karena apa? Karena aku lagi belajar untuk memahami, menerima, dan menghargai bedanya itu. Membiasakan diri gitu. Itu seru banget bagiku. Sangat inspiratif! Dampaknya itu nggak gampang kena kompor dan lebih mudah untuk paham pendapat orang lain tanpa kita mengubah pendapat kita. Tapi ya nggak semuanya banget aku dapat dari bang Pandji. Makanya, love you so much! Eh tapi keknya aku nggak ngoyo-ngoyo banget kok ini. Hehehehe semoga.
Aku sayang dengan Pandji Pragiwaksono. Aku memang mudah merasa sayang dengan orang lain di dekatku. Yang aku rasakan adalah rasa klop untuk berteman, maka secara natural aku akan sayang. Tidak perlu banyak berpikir untuk berbuat baik terhadap orang yang ku sayang.
Nah, kalau seorang influencer disukai orang banyak, orang banyak itu biasa disebut fans. Oleh karena beberapa alasan, bang Pandji tidak suka dengan fans. Ada di bit Pragiwaksono world tour yang aku tonton live di Jogja yang juga dibawakan di Pragiwaksono Jakarta dan potongan video yang membahas itu dia upload ke kanal YouTube dia. Jadi kalian juga bisa lihat. Dia lebih suka sebut mereka adalah penikmat karyanya. "Fans are demanding, friends are understanding". Bang Pandji suka bilang gitu. Ada juga di lagunya, kalau nggak salah judulnya "Satu lawan banyak".
Hmm, sebetulnya aku tahu Pandji Pragiwaksono dari program TV "Kena Deh" seperti orang-orang. Dan "Hole in The Wall". Ya biasa aja gitu. Terus punya program talk show "Sebelas Dua Belas" di kompas TV. Waktu itu sih dia sudah komika, tapi menurutku nggak lucu. Lebih lucu kalau nge-host dan suka ngakak sambil jijik tiap bang Pandji goyang "anakonda" deh kalau tidak salah namanya. Rada lupa. Setiap dia ber-stand up comedy di bagian awal, aku nggak pernah ketawa. Tapi kalau pas tek tok dengan bintang tamu bagiku lucu banget. Suka ngakak.
Terus waktu itu aku nggak sengaja ngikutin kompetisi SUCI 4, rajin nonton gitu. Jurinya Raditya Dika kalau nggak salah. Berganti season yang bang Pandji jadi jurinya. Nggak tau deh tahu-tahu tertarik gitu aja. Kepoin semuanya. Ingat tahunnya aja enggak aku. Aku follow Instagram dan Twitter-nya. Tentu subscriber-nya di YouTube. Nonton video stand up comedy nya, konten mikir, dll dah.
Aku sebut stand up comedy bang Pandji itu lucu tapi substantif. Hmm, padahal tadi aku bilang nggak lucu. Hahaha. Aku jujur sama diri sendiri sih emang, yang dulu nggak lucu, terus aku menemukan yang bagiku lucu, eh keterusan. Sekarang, kalau lihat special show pertamanya, "Bhinneka tunggal tawa" aku tetep nggak ketawa. Aku merasa delivery-nya nggak natural terus jadi nggak sampai ke aku dan garing walau penonton di sana ketawa. Tapi ya nonton show langsung pasti punya kesan beda. Intinya gitu deh.
Di luar komedinya, aku suka banget cara pandang Pandji Pragiwaksono. Sejalan sama yang aku pikirkan kebetulan, tapi dia lebih brilian dan inspiratif tentunya. Dia selalu berhasil bikin aku merasa, "Iya yah, kenapa kita harus ribet sih?" Maksudnya gini deh, aku suka banget dengan cara dia menerima segala sesuatu yang nggak sejalan sama dia. Dia nerima dan terbuka atas segala perbedaan pendapat, pandangan, dan apapun itu deh. Ya aku sudah seperti itu dari dulu, tapi tiap dia beropini soal menerima perbedaan-perbedaan itu kan ditambah statement penjelasan. Statement itu lah yang bikin aku kagum. "Gila bang Pandji kepikiran ke sana. Jauh. Aku enggak sampai sama walaupun pada dasarnya ya aku sangat menerima perbedaan itu." Aaaakkkkkk kalau bisa milih, nunjuk jodoh gitu, aku mau minta sama Alloh kek bang Pandji satu buat menemani aku menjalani hidup dengan penuh rasa damai.
Tapi gini, dia kan artis, public figure, influencer, apalah aku bingung sebut dengan apa yang paling enak, jadi aku nggak kenal secara personal. Tiap orang pasti ada busuknya. Tapi itu urusan dia dan aku bodo amat sih. Aku sayang gitu aja sama dia. Apa-apa soal dia aku perhatikan. Dia akan rispek parah buat orang-orang yang beli atau nonton karyanya. Karya dia banyak gila. Stand up comedy show, album rap, buku, dan film. Aku akan butuh biaya yang amat sangat banyak kalau untuk bisa dapetin karya dia semua. Aku nggak se-fanatik itu walau aku tahu ada banyak orang yang sampai begitu ke dia. Rispek! Tapi aku penasaran, ya pengen punya semua karyanya, tapi aku nggak ngoyo. Aku pilih yang aku mau dan mampu aja.
Aku tonton film partikelir, film pertama bang Pandji di hari pertama tayang. Waktu itu emang sepenasaran ituuuuu. Dan aku suka banget sama film-nya karena jokes-nya Pandji banget! Walau filmnya nggak laku di pasaran tapi yaudah lah. Hahaha. Aku pasti nonton film kedua bang Pandji!
Aku udah nonton dua show-nya di Jogja. Yang nggak aku tonton juga banyak karena belum kenal. Tiketnya relatif mahal dibanding komika lain. Ya iyalah! Eh tapi efeknya aku kalau beli tiket nonton show komika lain berasa murah terus. Hahahaha.
Buku aku baca satu dari delapan buku. Bukunya aku juga suka! Berasa lagi denger dia story telling seperti biasa tapi lewat tulisan. Aku review juga, aku masukin konten #Review di blog ini :)
Rapnya aku suka! Suka topiknya, beat-nya, diksinya. Walau nggak semua. Tapi banyak yang aku suka. Tapi kayaknya orang-orang kurang suka. Tidak terlalu muncul ke permukaan karya rap Pandji Pragiwaksono. Aku belum pernah beli albumnya karena digital download, andai ada fisik dan dijual di demajors Jogja, udah ku obok-obok dari dulu demajors. Aku lebih suka bentuk CD dah. Nah, aku nggak ngoyo hehe.
Ya pokoknya aku sayang banget sama bang Pandji. Mungkin ini terdengar lebay, karena aku aja bertanya ke diriku sendiri, "kenapa aku sesayang ini sih, sama bang Pandji?"
Anyway, kerja keras bang Pandji menginspirasi aku. Salah satunya aku rajin bikin resital itu kekompor bang Pandji! Tapi ya agak beda, dia berkarya sesuai passion sekaligus cari uang. Yang aku lakukan dengan resital bukan soal uang sih, aku mau melakukan sesuatu yang aku anggap baik dan menyenangkan yang semoga tidak cuma buat aku tapi juga buat orang lain. Eh tapi nggak tahu juga sih belum tentu berhasil diterima orang lain seperti itu.
Sebetulnya aku curiga sama diriku sendiri, kalau mulai lebay gini, takutnya kesenggol sesuatu hal yang tak terduga bikin aku ilfeel terus bikin situasinya berubah banyak banget. Sebetulnya (lagi) aku sering juga beda pendapat sama bang Pandji tapi aku sejauh ini nggak bisa ilfeel. Karena apa? Karena aku lagi belajar untuk memahami, menerima, dan menghargai bedanya itu. Membiasakan diri gitu. Itu seru banget bagiku. Sangat inspiratif! Dampaknya itu nggak gampang kena kompor dan lebih mudah untuk paham pendapat orang lain tanpa kita mengubah pendapat kita. Tapi ya nggak semuanya banget aku dapat dari bang Pandji. Makanya, love you so much! Eh tapi keknya aku nggak ngoyo-ngoyo banget kok ini. Hehehehe semoga.
Bang Pandji Pragiwaksono, aku sayang kamu
Firlie NH
11 April 2019
Komentar
Posting Komentar