Mengenal Suite Bach Lebih Dekat


Selamat datang di blog Firlie NH

Bahas musik, kuy!

Pernah dengar suite? Saya membacanya dengan suita, begitu dosen saya mengajarkan sebut suite dalam bahasa Indonesia. Suite dalam bahasa Perancis berarti deretan. Dalam bahasa Itali disebut partita. Suite adalah salah satu bentuk musik yang mulai berkembang sekitar abad 16. Penggunaan istilah atau penyebutan untuk bentuk musik itu bermula di Perancis sejak abad ke-16. Pada abad 17 atau 18 di Eropa Barat menggunakan istilah suite untuk deretan musik tari-tarian. Puncak bentuk musik suite adalah pada abad 19, suite mulai berubah fungsi. Deretan yang dipakai komponis mulai meluas, tidak selalu deretan musik tari-tarian, tetapi bisa menjadi deretan ide-ide musikal komponis (Prier, 2013: 70).

Secuplik tentang suite dari preface buku Six Suites for Solo Cello karya Bach edisi Pierre Fournier. Johann Sebastian Bach, seorang komponis era barok (1600-1750) asal Jerman, membuat lima suite untuk solo cello dan satu suite untuk viola pomposa (yang sekarang ini lebih dikenal dengan enam suite untuk solo cello), serta membuat partita untuk solo biola dan suites Perancis untuk harpsichord sekitar tahun 1717 sampai 1729. Pada waktu itu Bach terkesan dengan kedatangan pemain cello dan pemain gamba di Pengadilan Kristen Ferdinand Abel kemudian terinspirasi untuk membuat suite yang mengagumkan. Berbagai edisi buku suite saat ini sering kali salah dalam penulisan jika berdasarkan manuskrip, walaupun, oleh istri kedua Bach, Anna Magdalena mengatakan bahwa naskah asli tidak pernah ditemukan, menjadi ketidakmungkinan untuk membuat edisi yang otentik sama dengan tulisan tangan Bach.

Muncul banyak edisi suite Bach saat ini antara lain Pierre Fournier, Maurice Gendron, Pablo Casals, Janos Starker, dan lain-lain. Letak perbedaan masing-masing edisi pada bowing (arah gerakan bow), frasering (pemotongan kalimat), detail tempo, detail dinamik, dan lain-lain. Perbedaan tersebut berpengaruh besar pada interpretasi, pembawaan, tingkat kesulitan, dan tentunya bunyi yang dihasilkan. Dari segala edisi tidak ada yang mutlak benar maupun salah. Ah tetap saja, sulit dimainkan. Suite Bach untuk solo cello itu ibarat buku kitab bagi para pemain cellonya. Terdapat banyak teknik dengan tingkat kesulitan tinggi di dalamnya. Penguasaan tangan kanan dan kiri menjadi sangat penting.

Di lingkungan saya belajar cello, edisi Pierre Fournier adalah salah satu edisi yang paling terkenal dan digemari untuk kami latih. Dalam preface-nya, Fournier mengatakan bahwa tujuan utama dari edisinya adalah untuk menawarkan versi yang memperhitungkan teknik cello modern, terutama teknik bowing-nya, merupakan faktor penting dalam ungkapan musik dan keseimbangan ritmis penafsiran. Saran yang terkandung dalam edisi ini merupakan hasil dari pengalaman pribadi dalam pertunjukan konser, pengalaman yang menurutnya adalah satu-satunya cara yang benar untuk menemukan, melestarikan dan membawa musik polifoni dalam suite karya Bach ini. Fournier adalah seorang pemain cello. Ia menerbitkan suite Bach di tahun 1972. 



Sampul suite Bach versi Fournier saya sudah tidak tahu di mana. hehehe. Halaman depan langsung preface. Sebetulnya ada karena saya punya buku ini dua tapi saya lupa taruh mana karena buku suite Bach yang saya gunakan saat ini adalah edisi lain.


Ini contoh bagian dalamnya. Buku saya palsu. Fotocopy-an. Maaf :( Saya fotocopy dari kawan kalau tidak salah. Kalau teman-teman ingin membeli yang asli mungkin bisa cek e-commerce luar negeri untuk membeli di sana.

Dosen cello saya ada dua. Salah satunya mengatakan, menurut beliau, edisi Founier merupakan edisi yang paling mendekati dengan estetika musik barok. Apabila dapat menyelesaikan keenam suite edisi tersebut dapat dikatakan telah berhasil memainkan musik barok itu sendiri. Dosen saya yang satu lagi mengatakan bahwa adanya banyak edisi suite Bach adalah untuk kita dapat mengambil banyak kemungkinan akan interpretasi karya. Karya yang sama mempunyai ribuan interpretasi sehingga kita terus berlatih dan berlatih kemudian menguasainya. Keduanya tujuannya sama, untuk membuat kami mahasiswanya terus berlatih.



Edited by Maurice Gendron. Kurang tahu ini edisi tahun berapa. Saya juga baca edisi ini. Saran saya jangan hanya baca satu edisi suite. Supaya tidak kaku dengan satu interpretasi.


Lagi-lagi bukan asli. hehehe. Memang belum pernah beli yang asli. Selain karena saya fotocopy dari dosen saya yang sudah penuh coretan, Buku ini pernah saya gunakan masterclass dengan Hee-Young Lim, cellist asal Korea yang kini menjadi prinsipal cello di Rotterdam Philharmonic Orchestra yang ke Bandung waktu itu. Jadi ini tampak kotor sekali coretannya.


Ini adalah edisi yang saat ini sedang saya pakai. 1997. Saya dapat dari guru saya bernama Matteo Montanari. Beliau tidak suka saat melihat buku saya sangat kotor penuh coretan. Baginya, dengan buku yang bersih, coretan sesuai konteks, akan membantu kita untuk dapat memainkan karya tersebut dengan baik. Dan saya diberi rekomendasi edisi ini yang kemudian Matteo kirim file PDF ke saya. Saya sangat bahagia. 


Ini dalamnya. Waktu itu saya lesson prelude suite no.3 dengan Matteo. Jadi yang ada coretan dari Matteo adalah prelude suite no.3. Coretan sesuai konteks, rapih, dan bagus. hehehe. Yang ini masih polos.

Selain belajar dari berbagai buku edisi suite Bach, zaman canggih saat ini membawa kita untuk mudah melihat bagaimana orang lain memainkan suite walau ada di lain negara, yaitu dengan mengakses youtube.com melalui internet. Jutaan pemain suite Bach dengan segala interpretasinya. Tua-muda, asia-eropa, amatir-profesional, semua ada di sana. Tapi jangan diambil mentah sebagai sebuah contoh dalam memainkan suite. Cukup menjadi referensi, jangan dijadikan suatu hal ingin persis untuk dicontoh. Salah satu kecenderungan manusia adalah mudah meniru.  

Yup, selalu perbanyak referensi tentang karya yang kita mainkan. Hal tersebut akan berpengaruh besar dalam membawakan sebuah karya. Semoga Tuhan selalu memberi keberkahan dalam setiap waktunya, sehingga masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan keenam suite Bach. hehehe

Firlie NH
2 September 2016
edit 10 April 2019

Komentar

Banyak dibaca