F-Hole Concert #11 "Encounter of Sounds" Brilliant!

"Encounter of Sounds" adalah tajuk dalam konser F-Hole String Orchestra ke-11 malam ini. Tepatnya Selasa, 7 Mei 2019 di concert hall ISI Yogyakarta. Encounter yang dimaksud adalah pertemuan antara musik timur dan barat. Saya sebagai penonton merasa konser pada malam hari ini lebih dari sekedar pertemuan musik timur dan barat. Bagus sekali.



Pukul 20.00 para pemain mulai memasuki panggung dan menempati posisi masing-masing. Beberapa saat kemudian MC membuka acara. Poster mencantumkan acara dimulai pukul 19.00. Ekspektasi saya, paling terlambat acara dimulai pukul 19.30. Ini bulan Ramadan, kalau pertimbangannya itu, sebaiknya tidak ditulis pukul 19.00. Lama menunggu cukup membuat tidak nyaman.

Kalimat apa yang pas untuk MC? Mungkin ini akan terasa blak-blakan, "MC-nya nggak asik." MC atau master of ceremony atau pembawa acara menurut saya sangat penting untuk "ngangkat" acara. Saya kesulitan membuat bahasa yang pas untuk mengganti kata "ngangkat". Mungkin mendongkrak atmosfer konser bisa mewakili yang saya maksud (?) Saya tidak tahu yang ia sampaikan adalah berdasarkan arahan panitia acara atau bagaimana. Tapi itu nggak asik. 

MC mempersilakan ketua panitia untuk memberikan sambutan. Ketua panitia juga nggak "ngangkat". Dia malah seperti MC yang membacakan profil F-Hole, tentang tajuk, dan program. Padahal semuanya ada di buku program. Kami bisa baca sendiri. Ekspektasi saya ketua panitia menyampaikan semangatnya dan semenarik apa konser yang setelah ia selesai berbicara akan dimulai. (Duh, maaf saya banyak ekspektasi hehehe)

Sebelum karya pertama, kembali ke MC. Entah pengarahan pra acaranya bagaimana, MC mengulang perihal profil F-Hole dan tajuk. Itu membuat semangat saya menyaksikan konser menurun. "Ini apa sih?" dalam hati saya. Profil pengaba dan sinopsis karya dibacakan oleh MC. Buku program mereka sangat lengkap informasinya, mulai dari tajuk, profil F-Hole, profil solois, judul karya beserta sinopsis, susunan pemain, tim produksi, dan ucapan terima kasih. MC bertele-tele karena sebetulnya dengan informasi lengkap sudah tersedia cukup membuat konser berjalan lebih cepat dalam arti tidak membuang durasi untuk hal-hal yang kurang penting. MC masuk setiap pergantian karya. Saya sebagai penonton merasa lelah. Cukup di awal dan di akhir sesi menurut saya.



Dari buku program saya tahu bahwa malam tadi kami disuguhi karya-karya di atas tahun 1900. Karya satu dengan yang lain -karena musik timur dan barat- mengalami perubahan nuansa yang bagus sekali. Saya kagum dengan pemilihan repertoarnya. Brilliant.

Karya pertama Prelude - Gerald Raphael Finzi. Efek molor dan MC membuat saya tidak berekspektasi lagi dengan konser ini. Tapi ternyata karya pertama ini "deep". Sejak birama awal dan semakin jauh berhasil membuat merinding. Dimulai dari low section, karya ini berhasil membuka konser pada malam hari ini dengan "semeleh". Duh, saya sulit mencari kata lain dari "semeleh". Ibarat dinamik, karya pertama ini ingin membawa ke dinamik lembut sebelum nanti mereka akan memberikan dinamik keras pada karya-karya berikutnya. Saya tersenyum. Para pemain yang tidak begitu ekspresif tetapi mereka tampak kompak dan bersatu dalam musik yang mereka mainkan. Ah, karya pertama bagus sekali! Tapi karya yang "deep" ini tidak menurunkan klimaksnya. Tahu-tahu karyanya selesai dan kami penonton tidak tahu (tidak bertepuk tangan). MC juga tidak tahu ternyata. Haha! Beberapa saat baru sadar dan MC kembali mengambil alih.


Karya kedua  Suite St. Paul - Gustav Holst. Terdiri atas empat bagian. Sayang sekali penonton bertepuk tangan setiap bagian selesai dimainkan. Padahal itu belum selesai. Hai penonton, jangan diulangi di konser lain, ya! Karya ini karya yang sudah berulang kali saya mainkan dan tonton. Nempel sekali di kepala. Hafal. F-Hole lagi-lagi berhasil membuat musik yang bagus. Lebih-lebih didukung pak Budhi Ngurah selaku pengaba yang bagi saya selalu berhasil membuat F-Hole sekompak itu! Ditambah kerja keras para pemain dalam berlatih tentunya. Karya kedua mereka tetap  kompak. Saya tersenyum lagi. Karya ini ada solo concert master, ada juga kuartet para prinsipal. Glen sebagai concert master charming sekali. Part solo ada di beberapa karya dan dia selalu berhasil mencuri hati saya. Mada prinsipal biola alto juga sedikit mencuri hati saya. Saat dia masuk part solo, warna suaranya bagus.

Karya ketiga Armenian Suite - Jeff Manookian. Karya Jeff Manookian itu khas. Sepertinya Armenian karya yang sulit secara teknis. Saya menangkap itu dari pembawaan mereka. Terciduk. Sulit tapi mereka bisa. Bunyinya bagus dan justru kesan sulit itu membuat mereka terlihat berusaha keras serta menimbulkan efek ekspresi yang bagus. Menarik! Ini karya favorit saya malam ini.

Karya keempat Konserto Bonang - Budhi Ngurah. Karya ini dibuat khusus untuk konser ini. Masih hangat, 2019. Saya sudah familiar dengan karya-karya pak Budhi Ngurah. Konserto ini bagi saya punya nuansa berbeda dari karya-karya beliau sebelumnya. Sama bagusnya. Indiom pentatonik diatonis yang digabung pentatonik slendro. Konserto adalah bentuk komposisi yang umum bagi musik diatonis. Jadi ini brilliant banget, konserto tapi solonya bonang. Konserto lengkap dengan cadenza yang terlihat pemain bonang skillfull. Dan, soloisnya cantik. Karya ini membawa saya ke sebuah pengalaman musikal yang baru.

Karya kelima The Typewriter - Leroy Anderson. Karya ini untuk solo mesin ketik. Diawali dengan gimmick, solois berhasil mencuri perhatian para penonton. Melodi karya ini terdengar lucu dan ceria. Karyanya pendek dan menambah warna lain lagi di konser ini.

Karya keenam Grand-Duo Budhi Ngurah. Solo cello dan oboe diiringi string orkestra. Karya ini "pak Budhi banget" hehehehe. pentatonik, slendro dan pelog, serta pola ritme nuansa musik Jawa dan Bali. Solois tampil sangat bagus ditambah kolaborasi dengan penari pada bagian terakhir.

Konser ditutup dengan encore bagian empat dari Suite St. Paul - Holst.
Acara selesai pukul 22.00.

Mereka berjumlah sekitar 50 orang tetapi karena gedung konser kurang mendukung, suara yang terdengar ke penonton tidak maksimal. Suaranya terasa tertahan. Saya jadi membayangkan konser tadi jika di gedung konser yang lebih baik akan jauh lebih bagus lagi.

Repertoar yang brilliant! Musik yang bagus! Selamat F-Hole atas konser ke 11-nya.

Firlie NH
8 Mei 2019

Komentar

Banyak dibaca