Peka

Peka
Peka bukan cuma soal kamu mengerti aku. Tapi, juga aku mengerti kamu. Padahal keduanya ada di jalur yang berbeda. Karena, bukankah "peka" adalah untuk sesuatu yang tidak terungkapkan melalui verbal? Jadi, keduanya mana bisa bertemu.
Siapa yang paling peka? Aku atau kamu? Aku selalu menuduhmu "tidak peka". Sedang kamu merasa paling "peka". Tapi aku memang salah, memaksakan satu sudut pandang soal "peka". Padahal ketika aku merasa kamu "tidak peka", di saat itu lah aku yang tidak peka soal kepekaanmu. Ah, apa sih. Aku tidak tahu apa-apa. Aku tidak cukup peka untuk mengintai perasaanmu. Makanya aku sering mempertanyakan. Setuju?

Tahu nggak sih, ini rumit? Mungkin semua akan selesai dengan kata-kata verbal. Tapi mungkin juga itu nggak asik. Aku menunggu saat-saat semua terjawab melalui peristiwa-peristiwa. Jika tak sesuai keinginan, bisa jadi senang untuk kenyataan yang lebih baik, bisa jadi sedih untuk hal yang kita anggap menyedihkan.

Firlie NH
25 Mei 2019

Komentar

Banyak dibaca