Rindu
Rindu
Bagiku, rindu suka datang di saat kita akan bertemu kembali dengan orang yang berada di tempat jauh Saat dia bilang akan kembali datang, saat itulah hatiku bergejolak dan menyadari bahwa aku sangat merindukannya, sangat ingin hari itu segera datang. Senyum-senyum. Bersuka cita. Ah, rasanya ingin sekali hari-hari ini lekas berlalu.
Sampai tiba di hari ia datang. Ku sambut hangat dengan senyuman. Dalam hatiku, adem, "kamu yang ku tunggu-tunggu." Hari berlalu begitu cepat. Ku habiskan waktu bersamanya. "Hari ini kamu ada jadwal apa?" Begitu pertanyaan darinya. Andai ia tahu, untuk hari ini aku sudah meralat jadwalku sedemikian rupa agar hari ini aku hanya sibuk bersamanya.
Hari sudah gelap sudah waktunya berpisah lagi. Andai aku bisa ucapkan, "jangan ke mana-mana. ku mohon di sini aja."
Jika pagi hari dengan penuh semangat aku menuju stasiun, di malam harinya aku akan berberat hati untuk kembali mengantarnya ke sana. Ingin aku tarik tangannya. Tapi tak boleh.
"Mau ditunggu?". "Enggak, kamu langsung pulang aja. Ini sudah malam."
Berat. Berat sekali. Situasi itu adalah situasi yang paling aku tidak suka. Perpisahan di stasiun itu berhasil menyudahi senyumku. Aku melihat ke arahnya. Dari dalam mobil aku masih memperhatikannya. Dan aku nggak sendiri, dia juga masih melihat ke arahku. Oh, andai ia tahu aku sedih. Rindu lagi. Rindu lagi. Rindu terus.
Firlie NH
23 Mei 2019
Bagiku, rindu suka datang di saat kita akan bertemu kembali dengan orang yang berada di tempat jauh Saat dia bilang akan kembali datang, saat itulah hatiku bergejolak dan menyadari bahwa aku sangat merindukannya, sangat ingin hari itu segera datang. Senyum-senyum. Bersuka cita. Ah, rasanya ingin sekali hari-hari ini lekas berlalu.
Sampai tiba di hari ia datang. Ku sambut hangat dengan senyuman. Dalam hatiku, adem, "kamu yang ku tunggu-tunggu." Hari berlalu begitu cepat. Ku habiskan waktu bersamanya. "Hari ini kamu ada jadwal apa?" Begitu pertanyaan darinya. Andai ia tahu, untuk hari ini aku sudah meralat jadwalku sedemikian rupa agar hari ini aku hanya sibuk bersamanya.
Hari sudah gelap sudah waktunya berpisah lagi. Andai aku bisa ucapkan, "jangan ke mana-mana. ku mohon di sini aja."
Jika pagi hari dengan penuh semangat aku menuju stasiun, di malam harinya aku akan berberat hati untuk kembali mengantarnya ke sana. Ingin aku tarik tangannya. Tapi tak boleh.
"Mau ditunggu?". "Enggak, kamu langsung pulang aja. Ini sudah malam."
Berat. Berat sekali. Situasi itu adalah situasi yang paling aku tidak suka. Perpisahan di stasiun itu berhasil menyudahi senyumku. Aku melihat ke arahnya. Dari dalam mobil aku masih memperhatikannya. Dan aku nggak sendiri, dia juga masih melihat ke arahku. Oh, andai ia tahu aku sedih. Rindu lagi. Rindu lagi. Rindu terus.
Firlie NH
23 Mei 2019
Komentar
Posting Komentar