LOGIKA MANA YANG KALIAN PILIH?

Suatu hari, aku pergi makan dengan mas.
Tepatnya di semua rumah makan masakan Padang. Saat mau mengambil nasi, ternyata nasi itu diambilkan oleh pemilik rumah makan. Lauk kita bisa pilih dan ambil sendiri. Ada percakapan begini, tidak panjang. Oiya, situasinya baris antre bergantian gitu.

"Nasi lembek suka nggak?"
Mas menjawab, "Iya nggak apa-apa". Kemudian mas lanjut mengambil lauk dan ke meja. Aku diberi pertanyaan sama.
Aku menjawab, "Emang ada yang nggak lembek, pak?"
Pemilik rumah makan menjawab, "Ada."

Akhirnya aku dapat nasi dengan kadar air normal, sedangkan mas tidak. Kami berdua sama-sama tidak suka nasi lembek.

Ada percakapan singkat saat sudah di meja.
"Loh, aku kira pertanyaan tadi menandakan kalau nasinya adanya lembek".
"Lah, kalimatnya gitu, ya aku tanyakan yang nggak lembek".

Kedua tanggapan atas kalimat pemilik rumah makan tidak ada yang salah. Masing-masing punya logika sendiri. Tapi seru, malam itu menyadarkan aku, hal sederhana saja, dua pihak punya logikanya sendiri, apalagi untuk hal yang jauh lebih besar. Banyak hal-hal di luar sana yang terlalu kaku untuk menanggapi perbedaan logika yang dipilih masing-masing individu. Padahal itu bukan salah, hanya beda saja. Ngapain ribet sih ah!

Damai dengan diri sendiri, damai dengan keadaan. Agree to disagree. Kalau ada yang beda, sudah sewajarnya menerima pendapat orang lain, tanpa harus memaksakan kita untuk setuju atau menjadi di pihak mereka. Juga sebaliknya.

Firlie NH
1 Desember 2019

Komentar

Banyak dibaca