SEDOTAN ADALAH INDUSTRI
Akhir-akhir ini, mengurangi sampah plastik dengan
tidak menggunakan sedotan plastik ramai dilakukan. Langkah yang dilakukan ialah
mengganti sedotan plastik dengan sedotan stainless
steel. Banyak tempat makan yang tidak menyediakan sedotan plastik sehingga
seringkali yang ingin minum memakai sedotan, mereka perlu membawa sedotan stainless steel sendiri.
Sedotan stainless
steel kini sudah banyak dijual. Sangat mudah ditemui baik itu offline maupun online store. Saya pun punya. Saya merasa ya benar juga, kalau mau nyedot bawa sendiri tentu mengurangi
pemakaian sedotan plastik. Sejak saat itu sedotan stainless steel selalu tersedia di tas saya. Sampai tiba masanya
saya menyadari suatu hal. Pada waktu itu saya memesan es coklat tanpa sedotan
di kedai milik kawan. Setelah es coklat habis diminum, pilihannya adalah
membersihkan sedotan di toilet misalnya atau sekadar mengeringkannya lalu
masukkan kembali ke pouch sedotan.
Pada waktu itu saya memilih untuk mengeringkannya, rencananya akan saya cuci di
rumah saja. Akhirnya saya ambil sehelai tisu untuk diusapkan ke sedotan. Satu
helai tidak cukup untuk mengeringkan sedotan, akhirnya pakai dua helai tisu.
Saya bukan zero
waste[1]
dan masih cenderung sering cuek dengan alam. Tapi situasi tersebut membuat saya
kepikiran. Tisu merupakan barang yang selalu siap sedia di dalam tas saya dan
hampir setiap hari digunakan. Tisu terbuat dari bahan baku kulit kayu yang
dijadikan bubur kertas. Tisu sebaiknya dikurangi penggunaannya agar mengurangi penebangan
pohon yang dijadikan bahan bubur kertas tersebut. Sedotan plastik, saya
kesulitan memahami proses pembuatannya di setiap saya membaca penjelasannya
karena panjang sekali. Pemahaman saya, membuat kertas (termasuk tisu)
membutuhkan energi lebih banyak dibandingkan plastik tetapi pencemaran yang
diakibatkan plastik lebih buruk. Dengan yang saya lakukan di atas seolah hanya
menukar sampah plastik (sedotan) dengan tisu. Nggak beres.
Akhirnya saya memilih untuk berusaha tidak menggunakan
sedotan plastik selagi bisa. Menurut saya cara untuk mengurangi sampah plastik
dimulai dengan sedotan plastik adalah dengan tidak menggunakannya. Sedotan
stainless steel yang digalakkan sebagai solusi seolah hanya sebagain perantara
penggerak industri pembuat sedotan stainless
steel yang berhasil menjadi salah satu barang yang dibutuhkan dan dibeli
banyak orang. Saya masih banyak menggunakan plastik, banyak sekali. Setidaknya,
opini saya ketika ada situasi seperti itu, ada baiknya disikapi dengan analisis
yang lebih (mungkin). Hehehehe.
Firlie
NH
1
Desember 2019
[1] Zero waste adalah filosofi yang
dijadikan sebagai gaya hidup demi mendorong siklus hidup sumber daya sehingga
produk-produk bisa digunakan kembali. Zero waste juga soal menjauhi single use
plastic atau plastik yang hanya digunakan sekali. Tujuannya
adalah agar sampah tidak dikirim ke landfill. Jadi zerowaste itu tidak hanya
mengenai recycle atau mendaur ulang. Ini miskonsepsi yang
umumnya terjadi. Padahal sebenernya zero waste itu dimulai dari Refuse,
Reduce, and Reuse. Saat benar-benar sudah tidak memungkinkan
untuk 3 hal tadi, baru dilakukan Recycle dan Rot. (sumber: https://zerowaste.id/knowledge/what-is-zero-waste-anyway/)


Komentar
Posting Komentar