REVIEW KERETA API LODAYA KELAS EKSEKUTIF
Hai! Sudah lama sekali tidak naik kereta eksekutif, pagi ini berkesempatan lagi. Tepatnya kereta api Lodaya. Kereta yang berangkat dari stasiun Bandung dengan pemberhentian terakhir stasiun Solo Balapan.
Akan aku review keretanya.
Sejak tahun 2012, kereta Lodaya (dulu ada Lodaya Pagi dan Lodaya Malam) merupakan kereta yang menjadi langganan aku untuk pergi ke dan pulang dari Bandung. Kelas bisnis aku rasa paling tepat dan cukup untuk membawa alat musik berukuran besar seperti aku. Karena kabarnya, stasiun tertentu melarang cello masuk ke kelas ekonomi (terutama kereta dengan seat 3-2). Pernah punya pengalaman naik kelas eksekutif, desain tempat menaruh barang (bagasi/kabin/apa?) di bagian atas justru cenderung sempit untuk cello. Pada saat itu kelas bisnis yang paling pas menurutku.
Sekitar satu atau dua tahun lalu, Lodaya mengganti keretanya dengan kelas ekonomi premium dan eksekutif. Aku pernah naik sekaligus review ekonomi premium milik Lodaya. Pada waktu itu, aku mulai berganti kereta yang masih punya kelas bisnis yaitu Mutiara Selatan dan Malabar. Setelah tahu kondisi ekonomi premium aku kurang suka karena sempit untuk postur tinggi dan gemuk seperti aku. Juga tidak naik eksekutif, selain karena mahal, ya pengalaman sebelumnya kurang nyaman untuk cello.
Saat ini naik Lodaya karena butuh tiba di Jogja sore ini, jadi pilih Lodaya eksekutif dan aku pilih kursi yang sendiri. Kebetulan bawaannya banyak sekali dari Bandung. Belanja toples (fyi).
Ternyata, gerbong Lodaya eksekutif baru! Dan sepertinya dia sudah baru bersamaan dengan Lodaya ekonomi premium. Hehehehe. Telat, yah. Bentuk-bentuknya sama.
Persamaan dengan eksekutif gerbong lama adalah nomor kursi yang berakhir di nomor 13 di setiap gerbongnya. Jadwal keretanya adalah 7.05 WIB. Akan tiba di Yogyakarta pukul 15.11. Seingatku, jadwal dulu itu 7.20 WIB. Tapi ya sudahlah. Haha. Kereta ini akan berhenti di banyak stasiun yaitu Kiaracondong, Cipendei, Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, Sidareja, Maos, Gombong, Kebumen, Kutoarjo, Wates, Yogyakarta, Klaten, dan Solo Balapan.
Ada empat gerbong eksekutif yang letaknya di belakang. Suka. Karena tidak berisik.
Saat masuk, ada sedikit bau yang mengganggu. Sepertinya adalah bantal yang bukan bersih terbungkus plastik. Tidak aku pakai. Juga tidak ada selimut. Dulu ada.
Selain jumlah nomor kursi yang sedikit, kelas eksekutif tidak ada perbedaan signifikan dengan ekonomi premium. Kalian bisa buka link ini https://firlienh.blogspot.com/2019/04/review-kereta-lodaya-ekonomi-premium.html?m=1
Bagian depan terdapat pengikat kursi roda diperuntukkan penyandang disabilitas. Rispek.
Bagian depan luas
Bentuk bagasi atasnya seperti ini. Masih saja lebih nyaman untuk cello kereta kelas bisnis. Ini "ngepas banget" gitu.
Pada kursi ada meja untuk makan.
Kursi sangat nyaman, bisa di-adjust banyak ke belakang.
Pintu harus selalu ditutup agar tidak berisik.
Ada tv tepat di depanku. Tapi isinya hanya iklan. Tidak menarik sama sekali.
Recommended untuk penumpang biasanya maupun bawa alat musik "agak" besar sepertiku. Harga tiket eksekutif memang beragam walau kereta yang sama. Tiketku seharga IDR 310000. Cakep!
Sekian dulu review-nya :)
Firlie NH
3 Desember 2019
Akan aku review keretanya.
Sejak tahun 2012, kereta Lodaya (dulu ada Lodaya Pagi dan Lodaya Malam) merupakan kereta yang menjadi langganan aku untuk pergi ke dan pulang dari Bandung. Kelas bisnis aku rasa paling tepat dan cukup untuk membawa alat musik berukuran besar seperti aku. Karena kabarnya, stasiun tertentu melarang cello masuk ke kelas ekonomi (terutama kereta dengan seat 3-2). Pernah punya pengalaman naik kelas eksekutif, desain tempat menaruh barang (bagasi/kabin/apa?) di bagian atas justru cenderung sempit untuk cello. Pada saat itu kelas bisnis yang paling pas menurutku.
Sekitar satu atau dua tahun lalu, Lodaya mengganti keretanya dengan kelas ekonomi premium dan eksekutif. Aku pernah naik sekaligus review ekonomi premium milik Lodaya. Pada waktu itu, aku mulai berganti kereta yang masih punya kelas bisnis yaitu Mutiara Selatan dan Malabar. Setelah tahu kondisi ekonomi premium aku kurang suka karena sempit untuk postur tinggi dan gemuk seperti aku. Juga tidak naik eksekutif, selain karena mahal, ya pengalaman sebelumnya kurang nyaman untuk cello.
Saat ini naik Lodaya karena butuh tiba di Jogja sore ini, jadi pilih Lodaya eksekutif dan aku pilih kursi yang sendiri. Kebetulan bawaannya banyak sekali dari Bandung. Belanja toples (fyi).
Ternyata, gerbong Lodaya eksekutif baru! Dan sepertinya dia sudah baru bersamaan dengan Lodaya ekonomi premium. Hehehehe. Telat, yah. Bentuk-bentuknya sama.
Persamaan dengan eksekutif gerbong lama adalah nomor kursi yang berakhir di nomor 13 di setiap gerbongnya. Jadwal keretanya adalah 7.05 WIB. Akan tiba di Yogyakarta pukul 15.11. Seingatku, jadwal dulu itu 7.20 WIB. Tapi ya sudahlah. Haha. Kereta ini akan berhenti di banyak stasiun yaitu Kiaracondong, Cipendei, Tasikmalaya, Ciamis, Banjar, Sidareja, Maos, Gombong, Kebumen, Kutoarjo, Wates, Yogyakarta, Klaten, dan Solo Balapan.
Ada empat gerbong eksekutif yang letaknya di belakang. Suka. Karena tidak berisik.
Saat masuk, ada sedikit bau yang mengganggu. Sepertinya adalah bantal yang bukan bersih terbungkus plastik. Tidak aku pakai. Juga tidak ada selimut. Dulu ada.
Selain jumlah nomor kursi yang sedikit, kelas eksekutif tidak ada perbedaan signifikan dengan ekonomi premium. Kalian bisa buka link ini https://firlienh.blogspot.com/2019/04/review-kereta-lodaya-ekonomi-premium.html?m=1
Bagian depan terdapat pengikat kursi roda diperuntukkan penyandang disabilitas. Rispek.
Bagian depan luas
Nyaman untuk postur tinggi besar seperti aku. Hahaha. Koper aku berat jadi tidak aku taruh atas. Di atas cukup celloku.
Bentuk bagasi atasnya seperti ini. Masih saja lebih nyaman untuk cello kereta kelas bisnis. Ini "ngepas banget" gitu.
Pada kursi ada meja untuk makan.
Kursi sangat nyaman, bisa di-adjust banyak ke belakang.
Pintu harus selalu ditutup agar tidak berisik.
Ada tv tepat di depanku. Tapi isinya hanya iklan. Tidak menarik sama sekali.
Recommended untuk penumpang biasanya maupun bawa alat musik "agak" besar sepertiku. Harga tiket eksekutif memang beragam walau kereta yang sama. Tiketku seharga IDR 310000. Cakep!
Sekian dulu review-nya :)
Firlie NH
3 Desember 2019
Komentar
Posting Komentar