MEMBANGUN ENSEMBLE-SHIP

Kalau bermain musik bersama, apa sih yang perlu diperhatikan? Dulu saat kuliah ada mata kuliah Musik Kamar I dan Musik Kamar II. Musik kamar atau chamber music itu misalnya string quartetpiano triostring triopiano quintet, dan lain-lain. Bahasa mudahnya, musik kamar itu bermain musik dengan format kecil mulai dari dua orang, tiga, empat, delapan, yang pada awalnya waktu musik periode klasik ditampilkan di ruang lingkup yang lebih kecil, maka ada istilah “chamber” atau kamar. Kalau untuk sekarang bisa tampil di mana saja yang diinginkan. Bahkan banyak komposisi baru maupun aransemen yang memakai format tersebut disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan pembuatnya. Karena tidak bermain musik sendiri, banyak hal yang perlu diperhatikan baik itu dari segi musiknya maupun non musiknya. 


string quartet

cello duet

Secara teknis bermusiknya beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama pahami posisi kita sebagai apa dari karya yang akan dimainkan. Sebagai contoh, akan memainkan karya untuk string quartet dari periode klasik karya Mozart. Ciri musik periode klasik adalah ringan dan simetris. Pada string quartet, biola satu selalu memegang melodi utama, biola dua bisa sebagai counter melody dan atau rhythm section, biola alto seperti biola dua dengan register dan pembagian suara yang berbeda, serta cello sebagai bas dan rhythm section. Memahami peran instrumen yang kita mainkan dalam sebuah komposisi penting sekali. Akan berbeda lagi jika memainkan format sama, string quartet, tapi dari peiode musik yang berbeda misalnya romantik. Analisis peran masing-masing instrumen menjadi lebih kompleks, karena biasanya komponis romantik dalam membuat karya musik kamar ialah membagi peran, semua bisa mendapat melodi penting, semua juga bisa menjadi bas dan iringan, sehingga diperlukan analisis untuk mengetahui mana yang penting untuk muncul dan tidak. Di situlah sering terjadi diskusi antar pemain dalam menentukannya. Bahkan ada komponis yang dalam membuat komposisinya sengaja membuat sebuah melodi yang ia potong dari instrumen satu dan disambung oleh instrumen lain. 

Tulisan ini mungkin memang bukan berasal dari membaca buku maupun jurnal. Sebenarnya waktu kuliah ada beberapa buku babon pemberian dosen. Buku berbahasa Inggris dan hanya sedikit membacanya. Lebih sering menyimak dari dosen langsung dan rajin membiasakan diri saat bermain musik kamar. Beberapa kali saya berkesempatan untuk mengikuti masterclass[1] khusus untuk grup. Saya pernah ikut untuk string quartetcello ensemble, dan string orchestra. Dari berbagai format tersebut, saya berusaha “comot” sana sini untuk bisa diaplikasikan dalam saya bermusik kamar.

Mengapa ensemble-ship? Sebenarnya istilah ini pertama kali saya dengar saat saya ikut seminar. Beliau membahas tentang psikologi pemain musik ketika bermain musik kamar. Masing-masing pemain sudah dipastikan mempunyai kondisi psikologi yang berbeda, di situlah beliau mengatakan dibutuhkan membangun “ensemble-ship” untuk bisa bermain bersama dan tidak bisa instan. Sebenarnya sebelum saya dengar istilah itu saya sudah mempunyai kesadaran bahwa membangun chemistry dalam bermusik sangat penting, hanya istiahnya bukan itu.

Beberapa penjelasan sebelumnya secara teknis, tentang kesadaran kita berperan sebagai melodi, counter melody, iringan, rhythm, dan lain-lain. Masih secara teknis juga, sebagai pemain musik kamar sama perannya dengan soloist di setiap instrumennya. Dengan begitu masing-masing pemain perlu untuk melatih materi secara mandiri dengan baik supaya ketika berlatih dengan grup, sudah bukan membahas persoalan secara teknik permainan melainkan membahas musik secara keseluruhan. Suatu hari saya bertugas antar jemput seorang pemain cello asal Singapur yang sedang mampir ke Jogja untuk memberi masterclass dan berkonser. Di mobil di sepanjang perjalanan saya korek-korek karena beliau adalah pemain string quartet professional yaitu mempunyai jam kerja tertentu. Jam kerja atau jam latihannya terbagi untuk latihan mandiri beberapa jam dan latihan gabungan dengan waktu lebih panjang. Cara string quartet mereka membahas musik salah satu caranya dengan menyanyikan melodi utama. Selain itu, mereka selalu mendiskusikan akan dibagaimanakan musiknya. Diskusi adalah bagian dari membangun ensemble-ship karena dengan diskusi menjadi tempat masing-masing pemain mengungkapkan pendapat musikal dan memahami satu sama lain. Diskusi akan diwarnai dengan perbedaan pendapat, mengolah toleransi, belajar pengertian, belajar mendengarkan, dan lain-lain. Beliau dan teman-temannya sudah bermusik bersama sejak tahun 1992. Katanya, mereka berempat selalu menghabiskan waktu bersama-sama baik perihal musik maupun untuk pergi jalan-jalan. 

Masih perihal teknis, bermusik kamar itu harus “berdetak bersama”. Istilah ini saya dapat dari pianis yang berduet dengan saya saat ujian cello. Dia berkata, “Kita harus berdetak bersama untuk dapetin musiknya”. Lagi-lagi, sebelum menggunakan kata tersebut, saya tahu kalau itu penting dan berusaha melakukannya, tapi setelah mendengar istilah yang menarik, saya jadi ikut menggunakannya. Suatu hari saya sedang berlatih string quartet, tiba-tiba datang mas Ade Sinata, pemain cello yang aktif bermusik kamar. Saran pertama dari dia ialah, menggunakan metronom saat masih awal-awal penggarapan karya. Hal tersebut mengingatkan saya soal istilah “berdetak bersama”.  Cara melatih “berdetak bersama” berawal dari metronom. Pada waktu itu kami langsung coba, dan perubahannya signifikan sejak pertama kali mencoba. Setelah itu, setiap kuartet kami berlatih selalu menyiapkan metronom dan speaker.

Bermusik kamar butuh lebih peka dengan teman main musiknya. Hal kecil terkadang tidak selalu diucapkan melainkan dengan kepekaan maka musik yang dihasilkan akan lebih menyatu. Contoh, ada melodi, counter melody, dan beberapa long notes. Beberapa long notes membentuk akor yang dimainkan beberapa orang, long note atau nada utuh mudah dimainkan tapi perlu dipehatikan, pemain lain yang long note melakukan vibrato[2] atau tidak, lakukan vibrato jika mereka iya, dan sebaliknya, butuh kepekaan bukan? Kepekaan untuk melihat sekitar. Ini saya dapat saat materclass cello ensemble. 



masterclass cello ensemble dengan Leslie Tan

Masih soal kepekaan, ini saya dapat saat masterclass string quartet dengan pemain biola dari string quartet asal Jepang yang mampir ke kampus saya. Menurut dia, gerakan badan kami terlalu menghitung. Sebaiknya badan kita lebih rileks dan untuk bergerak bersama bukan setiap hitungan melainkan lebih mengalir terutama untuk bagian ritardando (melambat dari tempo aslinya). 


masterclass string quartet dengan Takuto Matsunoki

Kembali ke perihal teknik, musik yang periode dan style yang variatif ini baiknya  dimainkan sesuai dengan pakemnya. Agar ketika memainkan lebih dari satu periode di sebuah konser, ada gradasi yang dapat dirasakan penonton sehingga yang mendengarkan dapat ikut memahami perbedaannya. Proses kontrol atau pengoreksiannya melalui diskusi. Terkadang secara tidak sadar memainkan karya klasik yang seharusnya ringan, lincah, dan tidak emosional, justru terlalu menggebu-gebu. Ini saya dapat dari profesor biola asal Jepang. Rekaman. Proses latihan baik itu video atau audio mempermudah untuk kita mengabadikan momen latihan sebagai materi koreksi.


masterclass string quartet dengan Prof. Masayuki Kino

Kurang lebih hal tersebut di atas yang saya dapat dari masterclasssharing dengan teman, sharing dengan dosen. Berikut beberapa hal non musikal sederhana yang saya lakukan untuk membangun “ensemble-ship”.
  • Cari kesamaan makanan favorit. Saya suka gelato, mereka juga. Menikmati gelato bersama dan mengobrol tentang musik maupun tidak. Bisa curhat dan lain-lain. 



  • Makan satu nasi bungkus untuk berempat. Kami berebut makanan. 
  • Foto baik sebelum maupun setelah tampil. Sehingga koleksi foto bersamanya banyak. 
  • Jahil. Tidak semua orang suka jahil dan dijahili. Coba saja! 
  • Berlomba-lomba membuat jokes! Itu sangat menyenangkan karena bisa judge teman yang tidak lucu dan lucu. Hahahhahhaha...
  • Melakukan perjalanan jauh bersama. Banyak hal yang mengalir begitu saja saat melakukan perjalanan. Tindakan-tindakan spontan yang terjadi biasanya akan membuat suasana makin cair dan asik. Saya sudah berulang kali dan selalu berhasil.
  •  Selera musik di luar materi bermusik bersama dapat didengarkan bersama di perjalanan.
  •  Pinjamkan sepatu kamu ke teman yang punya size sama atau hampir sama dengan kamu.
Mudah-mudah menginspirasi untuk teman-teman bisa melakukan hal yang sama. Ensemble-ship tidak instan, jangan pantang menyerah!

Firlie Husnayain
publikasi 11 Juli 2018
edit dan publikasi ulang 25 Maret 2020





[1] Seorang guru musik yang ahli mengajarkan satu orang atau kelompok kecil dan ditonton. Tujuannya untuk memberikan kesempatan belajar bagi pemain dan penonton melalui momen atau pengalaman yang dihasilkan. (sumber: https://majoringinmusic.com/music-master-classes/

[2] Pemain menggerakkan bolak-balik jari pada tangan kiri bertujuan untuk menghasilkan nada yang lebih hidup. (sumber: Liu, V. (2011). The cello: An amazing musical instrument. Journal of Music and Dance Vol1(1), 6-15)


Komentar

Banyak dibaca