Komentarin Film "Partikelir" (2018)

Sebagai follower Pandji Pragiwaksono saya jadi ngeh banget kalau film Partikelir (2018), film pertama beliau, yang ditayangkan netflix terhitung sejak 20 Juli 2020. Beberapa waktu sebelum tanggalnya, bang Pandji sering memberi informasi tersebut kepada followers-nya alhasil nempel banget di kepala saya. Sekitar dua hari sebelum, melalui posting-an bang Pandji saya tahu ternyata film Partikelir lebih dulu tayang di iflix.

(www.indozone.id)

Partikelir adalah film pertama yang disutradarai oleh Pandji Pragiwaksono. Film dengan nuansa komedi aksi ini tayang pertama kali di bioskop 5 April 2018. Bercerita tentang detektif swasta yang tidak sengaja nyemplung untuk mengusut kasus penjualan narkoba setelah sebelum-sebelumnya selalu mengusut kasus perselingkuhan. Detektif diperankan oleh Pandji Pragiwaksono (Adri) dan Deva Mahenra (Jaka) yang profesi aslinya adalah seorang pengacara. Kasus besar ini bermula dari klien Adri, Aurelie Mauremans (Tiara), yang memintanya untuk memata-matai ayahnya yang dicurigai berselingkuh. Ternyata ayah Tiara adalah bandar narkoba dan cerita itulah yang membawa Tiara terlibat dalam pengusutan kasus hingga akhir.

Mau review film ini akan terdengar sangat telat karena ini sudah 2020. Tapi gatel ingin nulis karena baru saja selesai nonton entah ke berapa kali. Jadi saya komentarin aja, yah. Saya nonton di hari penanyangan pertama di bioskop, di jam pertama juga. Sempat muncul di hooq, saya nonton dua kali. Juga sempat ditayangkan stasiun tv SCTV, saya nonton juga. Terakhir baru saja saya menonton di iflix.

Jalan cerita dalam film ini nggak cukup imajinatif sehingga mudah ditebak. Terlalu mudah untuk jalan cerita sebuah kasus. Nggak kompleks, nggak ribet. Padahal namanya juga cerita detektif, punya ekspektasi alur cerita yang setidaknya tidak tertebak. Akhir cerita soal kisah persahabatan Adri dan Jaka bikin haru. Itu sih yang tidak tertebak oleh saya.

Jokes di film ini rapat sekali. Ada yang cuma bikin geleng-geleng, ketawa kecil, sampai ketawa besar. Mana banyak tokoh diperankan para komika yang lihat mimik wajahnya sudah lucu. Joke lewat penggunaan backsound lagu terjadi beberapa kali. Kata bang Pandji, penontonnya banyak yang gagal paham soal penggunaan lagu "Ketauan" (Matta) di awal cerita. Saya termasuk yang paham sih. Sejak nonton di bioskop ketawa, kesal, dan geleng-geleng untuk peletakan lagu tersebut. Saya paham itu adalah bagian dari joke. Selain lagu itu ada lagu "Gerangan Cinta" (Java Jive) yang dijadikan sepaket dengan mas Yudi sebagai ahli bela diri adalah joke yang menghasilkan tawa yang besar dan tawa yang besar sekali saat diulang. Selain kedua lagu itu, ada lagu "Dekade" (Pandji Pragiwaksono) yang munculnya tepat banget, enak gitu musiknya. Walaupun kalau secara pemaknaan lirik lagu nggak masuk dengan adegannya. Lagu "Friends"- (Maliq & D'Essensials) di bagian akhir itu masuk banget sih. Jadi setelah keluar bioskop pada waktu itu, lagu "Dekade" dan "Friends" adalah dua lagu yang jadi saya dengarkan.

Adegan paling saya banyak ketawa ada saat Jaka sedang merayu teman-teman SMA-nya bergabung untuk menyelamatkan Adri. Tawanya kecil-kecil tapi numpuk banyak, jadi lucu banget 😂

Pemeran favorit di film ini versi saya adalah Jaka dan Puti (Lala Karmela). Dua pemeran ini aktingnya paling natural. Keren.

Komika favorit di film ini Ardit Erwanda (Gary). Kebetulan adegan dia lebih banyak dari komika lain dan berhasil. Berhasil jadi kacau dan ngakak sama tingkahnya.

Keluar dari bioskop saya kasih skor 8.5/10
Setelah nonton sekitar 5 kali skor saya turunin yah 8/10 hehehehehe

Sekian komentar saya (bukan review 😂) film "Partikelir". Di netflix dan iflix film ini trending sepertinya~ Kalian bisa ke sana untuk apresiasi film Indonesia yang "nggak gitu-gitu aja".

Pengen sih ada "Partikelir 2". Sampai aja konten bang Pandji yang berjudul "Partikelir 2" bikin membangun harapan saya lagi walau setelah diklik isinya bukan itu tentunya.

Enjoy the movie!!

Firlie NH
28 Juli 2020


Komentar

Banyak dibaca