HEARING SESSION "musiksuteja" di MOL

Guys, izinkan saya menulis ulasan tipis-tipis di rumah kecil saya ini acara "hearing session" yang akhir-akhir ini secara rutin diadakan sebuah kafe kecil di kawasan jalan Kaliurang (Yogyakarta). Ini pertama kali :')

Mobii, sebuah brand coklat di Yogyakarta yang sejak April 2020 bersama Lazy Kaffe membuka kedai kecil di daerah jalan Kaliurang. Ini adalah kedai keduanya setelah sebelumnya berada di Loop Station Yogyakarta. Pemilik brand coklat ini adalah seorang musisi, pemain cello, punya skena musik yang asik. Setelah kepindahannya, beliau ingin menghidupkan kafenya dengan kegiatan-kegiatan yang masih berkaitan dengan profesinya sebagai musisi. "hearing session" salah satunya, yaitu sebuah acara yang mencoba membedah karya yang diperdengarkan musisi melalui audio yang dipersiapkan oleh musisi atau band*).

Pertama kali saya datang ke acara tersebut musisi yang memperdengarkan musiknya Alur Maju dengan karyanya berjudul "Tentang Pulang". Karya ini sudah di-release di platform digital. Walaupun gitu, obrolan malam itu cukup asik dan banyak tektok dari pendengar yang datang kepo banget dengan isi dibalik karya tersebut. Maknanya, lirik yang diulang, sampai ke proses pembuatannya. 

Sejak "hearing session" pertama, Mobii mulai rutin membuat acara ini satu minggu sekali, kadang bisa dua musisi dalam satu minggu. Kalau karya yang diperdengarkan belum release, acara ini dapat dijadikan ruang para musisi untuk mengambil kritik dan masukan sebelum release agar karya mereka yang keren dapat makin keren dan mantap.

(sumber: grup whatsapp "Sesimpel Itu")

Hari ini, Kamis, 8 Oktober 2020, di rumah barunya, Mobii mengadakan "hearing session" dengan musisi tamunya "musiksuteja". Iya, Mobii punya rumah baru namanya "MOL", segera saya ulas di halaman yang berbeda. "musiksuteja" adalah duo piano cello yang biasa-biasa saja. Itu kata profil instagram mereka, lho! Aslinya ya duo piano cello yang keren! Saya telat nih sebenarnya, karena ini pertama kali saya mendengar karya mereka. Padahal karya mereka sudah ada di beberapa platform digital. "musiksuteja" itu adalah Rafael (piano) dan Setyawan (cello). Jadi mereka membuat musik intrumental yang bagus yang ada perasaannya yang mau dibagi ke pendengarnya agar mereka juga bisa hanyut dalam karya mereka. Begitu saya menyimpulkan "musiksuteja" itu apa (?) Nggak ada yang nyanyi, nggak ada lirik, mereka membagi cerita mereka melalui musik yang mereka buat. Syahdu ya? Jelas! "Hearing session" tadi cukup membuktikan kalau musik instrumental bisa masuk banget rasanya ke pendengar. Pendengar yang merespon setelah mendengar karya "musiksuteja" bisa mengungkapkan rasa yang mereka dapatkan. Lebih dari lima pendengar yang ikut berkomentar tentang musik mereka. Album mereka diberi judul "Perjalanan". Jumlahnya sepuluh karya. Malam tadi beberapa yang diperdengarkan antara lain "Lucent", "Masa Kecil", dan "Trauma". 

(sumber: jepretan pribadi)

Karya mereka di album ini tidak semuanya ada partitur. Biasanya, kalau pianis membuat karya dan menuliskannya ke dalam partitur, cellist akan membaca dan merespon karya tersebut dengan mengembangkannya. Cellist akan mengolah melodi tersebut, lagu sedih bisa makin sedih dibuat paman Setyawan ini. Teknik glissando(gliss) atau slide menjadi jurus andalan Setyawan dalam mengolah melodi-melodi dalam karya mereka. 

"Lucent" atau jika diterjemahkan berarti berkilau adalah salah satu karya "musiksuteja" yang dibuat Rafael, yang katanya dibuat saat sedang gabut. Setyawan menerjemahkan karya tersebut dengan seorang anak muda yang kebingungan atau kalau bahasa masa kininya overthinking dengan berbagai hal yang dialami sehingga sulit tidur padahal sudah jam 3 pagi. Tapi kalau didengar "Lucent" itu sedih yang menyayat-nyayat. Sedihnya anak muda yang gabut overthinking tidak bisa tidur sampai jam 3 pagi memang sesedih itu sih. 

"Masa Kecil" yang katanya satu-satunya karya yang paling terang/ceria dalam album mereka. Itu cukup menjadi gambaran bagi saya bahwa mereka mengalami banyak hal menyenangkan saat masih kecil dan betapa banyak kegalauan yang mereka rasakan di masa mudanya yang terdengar dari karya mereka yang lain. hehehe.

Secara teknis, kemampuan duo piano cello ini sudah tidak diragukan lagi. Ditambah kedekatan secara personal di antara mereka membuat musik semakin "jadi". Dalam proses rekaman, ada kalanya mereka meminta lampu studio untuk dimatikan. Kebayang nggak sih, mereka emang se-soulful itu. 

"musiksuteja" bisa jadi salah satu definisi dari "biarkan musik yang berbicara". Mereka nggak punya lirik, tapi sampai ke kita yang mendengarkan. 

Album "Perjalanan" ada beberapa karya yang mereka kolaborasi dengan musisi keroncong dan seorang pembaca puisi. Seru.

Sukses untuk karya-karyanya "musiksuteja"! Terima kasih sudah membuat musik yang asik yang bisa mewakili perasaan kami dengan musik kalian yang indah.

(sumber: jepretan pribadi)

instagram: musiksuteja | YouTube: musiksuteja | spotify: musiksuteja

"hearing session" terbuka untuk umum dan tanpa tiket masuk. Jajan mimik dan cookies dari cookielie cookies boleh juga (promosi raoleh ketinggalan!). Acaranya setiap hari Kamis di MOL, jl. Kaliurang km 5,6 Gg. Pandega Duta III No. 2. Pantengin instagram @moleventandcourse untuk tahu musisi yang akan ada di acara tersebut. 

Salam ceria! :')


Firlie NH | 8 Oktober 2020


*)sumber: instagram feed @moleventandcourse 12 Agustus 2020


 

Komentar

Banyak dibaca