NGOMENTARIN "TWENTY FIVE TWENTY ONE" (2022) NICE!

 "Twenty Five Twenty One" (2022) merupakan serial TV drama Korea karya sutradara Jung Jee-hun dan penulis Kwon Do-eun yang tayang perdana di tvN dan Netflix pada 12 Februari 2022. Serial ini menceritakan perjalanan meraih kesuksesan seorang atlet anggar Na Hee-do (Kim Tae-ri) yang merintis karirnya di tahun 1998. Digambarkan melalui beberapa dialog bahwa pada waktu itu cabang olahraga anggar di sana tidak lebih banyak digemari dibanding cabang olahraga lain seperti bisbol dan sepak bola. Krisis ekonomi di Korea Selatan pada tahun 1998 (dalam subtitle disebut IMF atau International Monetary Fund) mengakibatkan beberapa klub anggar yang memiliki komunitas kecil dibubarkan. Salah satu klub anggar yang masih bertahan adalah milik SMA Taeyang karena seorang atlet andalan Korea Selatan berada di sana, Ko Yu-rim (Kim Ji-yeon/Bona). Na Hee-do mengupayakan berbagai cara agar bisa pindah sekolah ke sana di saat prestasi dalam beranggarnya dianggap tidak memiliki potensi untuk berkembang bahkan oleh ibunya sendiri, Shin Jar-gyeong (Seo Eun-kyung). Na Hee-do bertemu dengan Baek Yi-jin (Nam Joo-hyuk) orang yang baru pindah tinggal di daerah rumahnya, seorang pekerja paruh waktu di lingkungannya, mahasiswa yang tidak bisa melanjutkan kuliah karena keluarganya bangkrut akibat krisis ekonomi pada waktu itu. Kedekatan mereka mengisahkan dua orang yang saling memberikan semangat untuk segala kesusahan yang mereka hadapi dan mengubah tragedi menjadi komedi.



Seperti biasa, saya nonton serial TV drama Korea tanpa melihat trailer. Bahkan sinopsis yang relatif pendek di Netflix saya nggak baca. Nggak tahu kalau ini kisah atlet anggar dan repoter. Mau langsung nonton aja. Dibuka dengan adegan Na Hee-do masa kini (Kim So-hyun) yang sudah memiliki anak usia SMP, Kim Min-chae (Choi Myung-bin). Altet balet junior yang pada waktu itu memutuskan untuk mundur dari kompetisinya dan istirahat sejenak dari aktivitas menarinya. Menggunakan alur maju dan mundur berlatar tahun 1998 dan masa kini serial ini mengingatkan saya pada serial TV drama Korea "Reply 1988" dan "Reply 1994" ("reply-reply" lain saya belum nonton). Selain menggunakan alur maju dan mundur, nuansa tahun 90-an yang kental bikin saya sebagai penonton ingat serial tersebut. Komunikasi dengan penyeranta dan telfon umum, gaya berpakaian, era elektroniknya, serta transportasinya. Tapi ini bukan garapan sutradara yang sama, sih. Gaya cerita, dialog, cara pengambilan gambar, dan lain-lain, tidak sama. Penonton dibawa perlahan ke masa sekarang, jadi berasa ngikutin perjalanan hidup mereka.



Ko Yu-rim (Kim Ji-yeon), Na Hee-do (Kim Tae-ri), Baek Yi-jin (Nam Joo-hyuk), Ji Seung-wan (Lee Ju-myoung), Moon Ji-woong (Choi Hyun-wook)

Sumber: https://www.kompas.com/parapuan/read/533218120/tayangkan-episode-terakhir-ini-scene-yang-jadi-favorit-para-bintang-twenty-five-twenty-one


Jujur, tokoh Na Hee-do yang diperankan Kim Tae-ri secara penampilan tidak semenarik kalau saya lihat pemeran utama wanita serial TV drama Korea lain. Apalagi pemeran utama laki-laki diperankan oleh Nam Joo-hyuk yang sangat tampan. Kesan saya di episode pertama, "wah, njomplang". Ketampanan Nam Joo-hyuk sungguh mencuri fokus, kadang bengong sedikit dan malah ketinggalan dialog saking tampannya. Kim Tae-ri memainkan perannya dengan sangat keren. Remaja SMA yang tomboi, aktif, cerewet, dan asik. Pada akhirnya menjadi tidak njomplang karena yaudah dia keren aja mainnya jadi cocok-cocok aja. Bahkan saya justru sempat menaruh ekspektasi lebih dengan akting Nam Joo-hyuk, eh tapi kok ya biasa aja. Suka banget waktu dia jadi reporter. Karir dia menjadi reporter mengingatkan saya dengan serial TV drama Korea "Jealousy Incarnate" yang diperankan Lee Hwa-shin. Lee Hwa-shin masih lebih keren, sih, tapi tetap rispek untuk Nam Joo-hyuk saat menjadi reporter. Selebihnya,ya, kaya dia biasanya. 

Cerita serial ini sangat menarik. Cukup kompleks tapi nggak berlebihan. Pas aja. Enggak sederhana banget, enggak ruwet banget. Setiap peran mempunyai konfliknya sendiri sebagai gambaran bahwa masing-masing orang pasti punya masalah yang belum tentu dirasakan orang lain. Na Hee-do dengan anggar dan ibunya. Ibu Na Hee-do dengan pekerjaan dan teman masa lalunya. Baek Yi-jin dengan keluarga harmonis tetapi jatuh bangkrut dan sulit mendapat pekerjaan serta memulai karirnya di bidang jurnalis. Ko Yu-rim mempunyai keluarga utuh yang punya masalah ekonomi sampai memutuskan untuk pindah warga negara. Ji Seung-wan juara sekolah yang sangat membela prinsipnya perihal kekerasan di sekolah hingga memutuskan berhenti sekolah menjelang kelulusan. Moon Ji-woong si peringkat terakhir di sekolah yang hanya hidup dengan ibunya sejak kecil karena perceraiannya orang tuanya. Yang Chan-mi (Kim Hye-eun) coach anggar yang mempunyai masa lalu buruk. Na Hee-do dan Ko Yu-rim bermusuhan.

Beberapa kisah cinta yang menarik untuk disimak jadi tidak melulu soal Na Hee-do dan Baek Yi-jin. Seperti Ko Yu-rim yang dipasangkan dengan Moon Ji-woong teman main sekaligus teman kelas yang menikahi Ko Yu-rim setelah sepuluh tahun berpacaran. Ada Ji Seung-wan murid peringkat satu di sekolah di episode terakhir dipasangkan dengan adik Baek Yi-jin, Baek Yi-hyun (Choi Min-young).

Cerita dalam serial ini ada beberapa kebetulan yang "drama banget" seperti saat cerita dibuat Na Hee-do dan Ko Yu-rim bisa mulai berteman, tempat tinggal Baek Yi-jin yang ternyata adalah teman kelas Na Hee-do, ibu Na Hee-do dan Baek Yi-jin menjadi reporter di stasiun TV yang sama. 

Cerita menyenangkan dan menyedihkan berhasil dikemas menjadi adegan yang bagus, dialog yang bagus, dan tempo adegan yang pas. Tempo adegan berasa lambat hanya di episode 15 dan 16. Mulai episode belasan, kira-kira episode 11, berurutan banyak adegan haru yang membawa penonton untuk ikut merasakan kisahnya. Nangis terus sayaa, ya sedih, ya haru....

Selain "Reply 1988" (2015), "Reply 1994" (2013), dan "Jealousy Incarnate" (2016), serial ini juga mengingatkan saya dengan beberapa serial lain seperti "Weightlifting Fairy Kim Bok-Joo" (2016) dan "Racket Boys" (2021) yang mengangkat cabang olahraga sebagai latar cerita. "Hometown Cha Cha Cha", (2021) "Extracurricular" (2020), dan kayaknya masih ada drama lain yang banyak terdapat adegan lari seperti serial ini (tapi saya lupa dari tadi nggak ketemu sudah coba ingat-ingat). "Start Up" (2020) yang menceritakan semangat juang anak muda untuk meraih impiannya. 

Dari awal episode, penonton berasa diberi rambu-rambu, Na Hee-do dan Baek Yi-jin pada akhirnya tidak akan bersatu. Latar masa kini dengan adanya anak Na Hee-do bernama Kim Min-chae menggambarkan suami Na Hee-do bermarga Kim. Diperkuat di episode 14 saat Kim Min-chae melihat berita tahun 2009, Baek Yi-jin mengucapkan selamat atas pernikahan Na Hee-do. Realistis, kisah cinta seseorang berusia 21 dan 25 tahun wajar jika kandas di tengah jalan. Sebagai penonton saya nggak kecewa dengan akhir begitu. Juga nggak terlalu penasaran perihal suami Na Hee-do. Bukan itu memang yang saya ingin ketahui dari akhir serial ini. Tapi cukup penasaran, serial ini akan dibawa ending ke seperti apa. Ternyata, walaupun ending-nya dikemas "drama banget" alias di dunia nyata kemungkinan terjadi nggak ada, ending serial ini menceritakan tentang akhir kisah cinta mereka yang kandas dua puluh tahun lalu berakhir dengan sangat berantakan. Setelah mereka saling menyadari bahwa sebetulnya "nggak gini deh harusnya perpisahan kita", Na Hee-do menuliskannya di buku diary yang kemudian jatuh di bus, oleh orang yang menemukan dikirim ke Baek Yi-jin dan ia menambahkan tulisan di buku diary tersebut perihal perasaan yang sama. Buku itu kembali ke tangan Na Hee-do setelah ia memiliki anak berusia belasan tahun. 

Soundtrack "Twenty Five Twenty One" beberapa lagu menggunakan gaya musik tahun 90-an. Bagus! Favorit saya "Shine on You with Blinding Flash of Light" dari Giseong Bae. Dari intro sudah 90-an banget. Lagu-lagu lain nggak kalah menarik: "Starlight" (TAEIL), "Your Existence" (Wonstein), "Go!" (DOKYEOM), dan lain-lain. https://open.spotify.com/playlist/37i9dQZF1DX3f6ejuDaRcD?si=0234205665e64027. Di episode terakhir dan adegan akhir ada lagu berjudul "With" yang saya tebak ini dinyanyikan mereka para peran utama dan betul! Musik latar di serial ini dibuat sangat matang untuk semua adegan. Musik latar sangat mendukung baik untuk adegan senang maupun sedih. Pas sedih, dapet banget, sih, musiknya keren banget!

Peran favorit saya di serial ini jatuh kepada coach Yang Chan-mi. Aktris senior yang sering saya temui di berbagai serial TV drama Korea. Untuk kali ini beliau memerankan seorang pelatih anggar yang karakternya kuat, nyebelin, unik, galak, tapi berhasil memberi banyak nilai ke murid-muridnya, dan yang paling lucu beliau pakai dialek Korea yang bukan Seoul, saya kurang tahu itu dialek Korea Selatan bagian mana, tapi ya lucu aja.




Dari tadi komentarnya baik-baik semua, ya! Memang secara keseluruhan serial ini bagus, menyenangkan, dan berkesan. Dari berbagai serial yang saya tonton akhir-akhir ini, "Twenty Five Twenty One" memimpin walau agak capai dari segi durasi harus melihat layarnya dengan satu episode  cukup panjang sekitar 1 jam 15 menit, tapi pembawaan serialnya tidak bikin capai. Jadi ada yang kurang? Adaaa, kan saya netizen, harus mengkritik dong. HAHAHA. Tokoh Na Hee-do terlalu sempurna menurut opini saya. Dia sangat gigih dan segala keputusan, keberanian, dan tindakan dia terlalu sempurna bahkan untuk seorang peran utama. Tokoh Na Hee-do dibuat mempunyai pemikiran yang unik. Cara dia berkhayal digambarkan melalui dialog yang bikin saya "gila, unik banget pemikiranmu", seperti saat dia ingin membuat istilahnya sendiri soal hubungannya dengan Baek Yi-jin yang menurut dia tidak bisa dikatakan "pertemanan, keluarga, atau kekasih" dan saat dia ingin membeli "musim semi" karena itu "gratis".

Rating untuk serial ini 9.5/10 

Selamat menonton!


Komentar

Banyak dibaca