Part 2 - HAHA HIHI S2


Saat ini aku aktif sebagai mahasiswi strata dua di sebuah universitas di Yogyakarta. Tepatnya semester enam. Iya, telat lulus. Harusnya cukup empat semester untuk menyelesaikan jenjang kuliah ini. Tapi ya sudahlah, aku pernah menceritakan perjalananku yang berat berkuliah di sini dengan berbagai faktor dan excuse. Haha. Aku pernah tulis di blog juga.

Semua berubah sejak aku berhasil mengerjakan tesisku. Dengan bantuan banyak sekali orang di sekitarku. Teman, keluarga, dan semua yang terlibat. Oiya, aku ingin menceritakan kondisiku sekarang. Aku sudah menyelesaikan tesisku dan sudah mengajukan ujian. Ujianku akan dilaksanakan sepuluh hari ke depan. Masih ada beberapa tahap lagi untuk bisa dinyatakan lulus dan menjadi alumni. Ujian – revisi – yudisium – wisuda. Yudisium adalah puncaknya. Wisuda adalah pestanya. Tapi wisuda juga bisa bukan menjadi akhir dari perjalanan. Nanti akan aku jelaskan lagi.


Tesisku selesai. Kesenian kentrung adalah objek material dalam penelitian ini. Tidak terlalu detail aku jelaskan soal objek formal dan lain-lainnya, ya. Aku berkuliah di bidang seni. Tapi masyaalloh sekali karena kesenian ini membawa aku untuk memahami beberapa disiplin ilmu yang sangat berpengaruh juga buat diriku sendiri. Aku sangat percaya proses selalu punya cerita dan hikmah sendiri. Aku sangat percaya proses punya hal penting jauh dibanding hasilnya. Itu mungkin terdengar seperti kata-kata seorang motivator. Tapi seringkali aku mengalami hal tersebut. Kalian mungkin juga (?)

Dalam kata pengantar tesisku, “Penelitian ini membuat penulis mendapat ilmu di luar bidang seni yang penulis dalami yaitu tentang pendidikan agama, bahasa Jawa, dan Islam kejawen sehingga dapat memperkaya pengetahuan penulis.”
Hal-hal tersebut adalah hal-hal yang belum aku jamah sebelumnya. Dekat. Tapi aku tidak peduli. Ketika aku dekati, aku jatuh cinta dan bersyukur walau terdengar terlambat. “Kenapa nggak dari dulu, sih?” tapi tidak apa-apa.

Di antara 200 lebih halaman yang aku susun ada yang saat aku mulai memahaminya aku menangis.
“Nur Allah berada pada sifat manusia, meski tak tampak namun nyata ada; Cahaya (nur) Allah berada pada diri manusia namun justru sering diabaikan; Roh (dzat) Allah ada pada manusia, maka rasakan dan turutilah kehendakNya; Tuhan beserta sifat-sifatNya ada pada diri manusia, maka ketahuilah dan jangan sampai engkau ceroboh; Semesta ciptaan Tuhan ini sungguh ada di dalam diri manusia hanya saja engkau tidak awas melihatnya; Tetesan atau percikan dzat Allah ada pada manusia, maka perhatikanlah semua tanda-isyarat itu; Bahwa Allah itu Esa (tunggal) dan tidak ada sekutu-Nya maka bacalah isyarat-Nya sehingga paham, ada pada manusia dari sejak di dalam kandungan sembilan bulan lalu lahir hingga mati, perhatikanlah apa yang selalu engkau bawa selama itu; Kekal selamanya meski diuji cobaan ikhlaskanlah sepenuh hati.”

Aku sudah menulis ini di tulisanku yang lain. https://firlienh.blogspot.com/2019/02/dzat-allah-ada-pada-manusia.html . Tapi aku mau bilang, ini awal aku merubah segalanya. Yang paling utama, aku lebih sadar bahwa di dalam diriku ini ada dzat Alloh. Bukan berarti aku tak melakukan dosa lagi. Wallohu a’lam bis-showab, hanya Alloh yang lebih mengetahui kebenaran yang sesungguhnya.
Itu ada di al-qur’an.
Allah SWT berfirman:

هُوَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَرْضَ فِيْ سِتَّةِ اَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشِ ۗ يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِى الْاَرْضِ وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَآءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيْهَا ۗ وَهُوَ مَعَكُمْ اَيْنَ مَا كُنْتُمْ ۗ وَا للّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ
"Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa; kemudian Dia bersemayam di atas `Arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar dari dalamnya, apa yang turun dari langit dan apa yang naik ke sana. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan."
huwallazii kholaqos-samaawaati wal-ardho fii sittati ayyaamin summastawaa 'alal-'arsy, ya'lamu maa yaliju fil-ardhi wa maa yakhruju min-haa wa maa yanzilu minas-samaaa`i wa maa ya'ruju fiihaa, wa huwa ma'akum aina maa kuntum, wallohu bimaa ta'maluuna bashiir

(QS. Al-Hadid 57: Ayat 4)


* Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com

Al-Qur'an yang aku baca sejak kelas dua SD sampai sekarang aku umur 25 tahun aku masih membacanya. Tapi tesis lah yang menyadarkan aku. Membuka mata aku. Betapa dekatnya Alloh. 
Aku semakin sering berdoa. Memohon. Semua yang aku anggap baik, aku ucapkan. Alloh yang paling tahu yang terbaik. Tapi aku ikhtiar dengan doa tersebut. Seperti kata Quraish Shihab di sebuah tayangan YouTube, berdoa menyebutkan secara spesifik itu diperbolehkan saja. Baiklah..

Sejauh perjalanan ini aku sangat bersyukur dengan yang sudah berjalan. Mulai Maret lalu aku mulai bimbingan dengan dosen pembimbing setelah mungkin sekitar satu semester penuh aku tidak bertemu karena aku malas mengerjakan dan cuti. Walau tidak dibimbing dengan detail, perjalananku mulus. Bahkan kondisi aku belum siap melanjutkan perjalanan, dosenku sudah memberikan ACC. Penyusunan yang belum lengkap betul seperti daftar lampiran, gambar, dll, membuat kagok. Karena aku sudah bisa mengajukan untuk review tesis oleh dosen yang dipilih kampus. Beberapa hari setelah ACC tersebut, langkah berikutnya adalah apply reviewer tesis ke kampus. Hari itu aku gagal, masih kurang ini dan itu. Setelah itu selang berapa hari ibuku masuk rumah sakit. Hmm mungkin dua Minggu setelah ACC itu aku baru mengajukan ulang untuk di-review tesisnya. Tapi ya sudahlah, aku terlalu kagok untuk sebuah penolakan yang seharusnya tidak perlu aku kagok-kan. Gitu emang, baperan. 
Aku berdoa terus dan terus dengan caraku, dengan menambahkan ibadah Sunnah dll.
Tiga hari setelah pengajuan, aku mendapat reviewer, dosen yang pintar tapi agak seram. Setelah surat keluar, langsung aku temui dosen reviewer. Itu seperti jalan kemudahan yang tak bisa dialihkan bahwa datangnya dari Alloh. Beliau selesai rapat, sehingga aku bisa menemui. Bayangin aja kalau beliau baru saja rapat, aku bisa menunda bertemu hingga esok hari atau mungkin esok harinya lagi. Ternyata beliau baik. Empat hari dari hari itu, aku diminta datang. Beliau perlu membacanya. Semua berkas aku tinggal. Datanglah hari itu. Aku datang. Ternyata bapak baik sekali. Revisi yang perlu saya lakukan dijelaskan secara detail dan beralasan. Bahkan aku dipinjami buku. Terharu sekali. Buku yang baru saja buka segel, beliau percaya untuk dipinjamkan kepada aku. Surat reviewer sudah ditandatangani, sehingga selesai revisi aku bisa langsung mengajukan ujian tanpa harus menemui beliau lagi.

Memang ada beberapa langkah untuk bisa mendaftar ujian. Seperti koreksi abstrak di layanan bahasa, meminta tanda tangan dosen pembimbing, kaprodi, dan direktur. Masing-masing tahap tersebut sungguh berliku. Tapi lagi-lagi Alloh seperti membawa aku dalam jalan kemudahan.

Koreksi abstrak, aku sempat melakukan kesalahan yang mungkin bikin penyelesaian tertunda. Tapi aku kontak bapak layanan bahasa yang sangat baik juga. Akhirnya ontime, abstrak lekas selesai.

Tanda tangan. Dalam satu hari aku berhasil mengumpulkan tanda tangan dosen pembimbing, kaprodi, dan direktur.
Setelah tanda tangan pembimbing, aku tak cukup yakin hari itu akan selesai. Karena kaprodiku memang sangat sibuk dan susah ditemui. Kita harus benar-benar stand by dan mengikuti jadwalnya yang sudah ditempel di ruanganya. Belum lagi kegiatan di luar mengajar. Sudah dua jam lebih menunggu, akhirnya aku memutuskan pulang dan akan kembali sore nanti saat beliau selesai mengajar jam terakhir. Karena sempat minum di kantin dengan kawan dan dia tahu kalau aku sedang mencari kaprodi, saat aku perjalanan pulang dia menelponku untuk memberi tahu bahwa kaprodi ada di gedung lain dengan tempat aku menunggu tadi. Akhirnya aku kembali ke kampus. Deg-degan karena tesisku masih dicek-cek lagi. akhirnya beliau mau menadatangani tesisku. Jam istirahat. Setelah solat dzuhur aku bergegas ke bagian direktur. Sebelum meminta tanda tangan ke direktur kami harus bertemu mbak galak. Maaf sekali harus ada kata-kata tersebut. Tapi segala tindakan mahasiswa yang akan meminta tanda tangan direktur harus melalui dia. Dan sejak semester tiga kata "mbak galak" mempermudah komunikasi saat bertanya dengan kawan, "oh, yang itu. ok aku tahu."
Salah satu syaratnya adalah harus mengirimkan pesan melalui whatsapp dengan format tertentu dan sangat panjang. Baru ngetik baris kedua, alhamdulillah Alloh mempertemukanku dengan seorang mas yang sudah mempunyai format tersebut. Aku tinggal edit saja. Hemat bermenit-menit. Menunggu dipanggil direktur untuk ditandatangan itu deg-degan rasanya. Nanti di dalam aku bakal ditanya apa ya? ramah nggak ya?
Setelah sekitar tiga puluh menit menunggu, kami sembilan orang yang sama-sama menunggu direktur, diundang untuk masuk ke dalam ruangannya. Ternyata prof direktur sangat baik, ramah, dan memberi wejangan yang terdengar bercanda tapi sebetulnya bikin aku berpikir, "iya juga ya."
Dengan kalimat "bismillah, semoga barokah" beliau menandatangani tesis-tesis kami. rispek!

Sampai rumah sudah pukul 16.30. Lelah sekali. Tetapi seperti pintu kemudahan Alloh tak pernah tutup untukku sejak lalu lalu hingga saat ini. Lepas magrib, aku perbanyak tesis sejumlah ketentuan. Sekaligus jilid soft cover untuk syarat ujian. Pukul 21.00 baru selesai. Empat jilid tesis bersampul merah.

Keesokan harinya dengan penuh keyakinan aku berangkat ke kampus untuk mendaftar ujian. Aku memang teledor, seringkali melupakan hal penting. Hari itu ternyata abstrak yang aku gunakan salah. Tapi petugas akademik sangat baik (jugaaaaaaaaaaaaaaa). Beliau bilang aku tak perlu jilid ulang, ini masih bisa diakali. Akhirnya aku tetap bisa mendaftar ujian hari itu. Lagi-lagi kemudahan. Terima kasih Alloh! Alloh memberi banyak kemudahan melalui orang-orang baik! nggggg mungkin kecuali mbak galak. mungkin dia cobaan yang Alloh beri (?) hehehehe

Bapak akademik bilang, "Sabar ya mbak, banyak yang akan ujian. Nanti kami kabari." Sepertinya baru tiga hari, jadwal ujianku sudah keluar. Kuasa Alloh lagi. di hari Jum'at. Ku ceritakan bapak. Bapak bilang, "Alhamdulillah, kamu ujian di hari baik." iya, pak, alhamdulillah :)

Kini aku menunggu ujian dengan perlu mempersiapkan materi presentasi dan belajar lagi untuk persiapan yang lebih matang.

Aku punya prahara yang mungkin ini adalah pengahalang terbesar aku untuk bisa lulus di semester ini. jadi gini. setelah ujian dan dinyatakan lulus kemudian revisi, itu adalah tahap yudisium. yudisium itu sah dinyatakan lulus, mendapat gelar, dan mempunyai kartu alumni. SAH. ada beberapa syarat sulit untuk bisa mendaftar yudisium. dua hal yang paling penting adalah toefl dengan skor minimal 450 dan jurnal. yang jurnal itu sebetulnya pilihan. ada beberapa pilihan seperti presentasi di seminar internasional dengan standar tertentu atau menulis jurnal yang telah diterima di sebuah jurnal minimal sinta 3 baik nasional atau internasional. jurnal itu..... mungkin teman-teman tahu. seleksinya susah. antre bisa tiga bulan atau lebih dan bisa saja ditolak. padahal ini sudah april. aku ingin yudisium mei. hehehehe agar bisa wisuda juni.

oktober lalu ada seminar internasional di kampus. waktu itu aku cuti. malas-malasan. enggan ikut karena biayanya mahal sekali. untuk yang akan presentasi harus diseleksi dan jika diterima harus membayar kalau tidak salah dua juta rupiah. untuk aku yang sedang malas, mikirnya nanti-nanti aja pasti ada lagi. nyatanya tidak ada lagi sampai nanti september akan ada lagi (katanya).

teman-temanku beberapa menggunakan jalur belakang, mereka punya kenalan orang jurnal dan lain-lain. aku tidak punya. aku tak punya ambisi besar untuk jurnalku di-publish oleh jurnal tertentu. tapi karena ini syarat, aku akhirnya mencari juga. kakakku yang seorang dosen di sebuah kampus swasta berbasis Islam, aku mintain tolong. dia bilang tidak ada. akhirnya aku akan coba submit di jurnal-jurnal yang ada tanpa kenalan orang dalam. ya, coba aja gitu. langkah pertama adalah aku mencari jurnal yang masuk kriteria syarat yudisium. sinta 3. akhirnya aku menemukan sebuah jurnal yang sesuai kriteria yang ternyata tempat mas aku mengajar. ternyata mas tidak tahu kalau jurnal itu sudah sinta 3. Kebetulan, tulisan aku bisa masuk ke kategori tulisan berbasis keislaman. aku buat dan kirim file jurnal pdf ke mas yang kemudian diteruskan ke kawannya yang menjadi pengurus jurnal tersebut. mas mengirim percakapan mereka. pihak sana tidak memberi harapan banyak. jadi mas meminta ke aku untuk mencari cara lain untuk jaga-jaga. oiya, beberapa hari setelah mas menghubungi pihak jurnal, aku baru submit secara online dengan melampirkan file ms.word.

waktu terus berjalan. di sebuah sore, aku log in akun jurnal dan status submission aku sudah berubah menjadi "in review". sebetulnya, status "in review" sudah bisa menjadi syarat yudisium tetapi ijazah akan kampus tahan sampai jurnal ter-publish. itu tidak masalah bagiku. sebetulnya kawan mas aku tidak memberi kabar bahwa status jurnalku sudah berubah. jadi aku kurang paham, ini atas campur tangan mas dan kawan atau secara natural jurnal aku memang "in review". tapi aku berterima kasih banyak atas kemudahan yang satu ini lagi kepada Alloh, melalui mas aku, kemudahan Alloh turunkan lagi. hal tersulit yang tadinya tidak mungkin bagiku sudah terselesaikan. betapa kalau bukan jalan kemudahan Alloh, dari siapa lagi.

jika dikatakan bahwa doa adalah senjata orang mukmin, ya memang itu yang terjadi. doaku, keyakinanku akan adanya dzat Alloh di diriku ini menjadikan merasa Alloh sangat dekat. amat sangat dekat sampai tak terlihatlah yang membuat ini semua bisa terjadi.
di lubuk hati terdalamku bisa tiba-tiba muncul pertanyaan, "Alloh sungguh memberi banyak kemudahan, kenapa Alloh? apa aku pantas menerima ini semua?" oh, aku sayang Alloh. terima kasih Alloh. Alhamdulillahirabbil'alamin :)

Tulisan ini aku tulis sebelum aku ujian. Insyaalloh akan aku update lagi setelah aku ujian, setelah aku revisi, setelah aku yudisium, dan wisuda. Aku yakin masih banyak kemudahan yang Alloh senantiasa beri ke aku. Ya kan Alloh? Hehehehe.

Firlie NH
16 April 2019


Komentar

Banyak dibaca