Part 2 - HAHA HIHI S2
Saat ini aku aktif sebagai mahasiswi strata dua di sebuah
universitas di Yogyakarta. Tepatnya semester enam. Iya, telat lulus. Harusnya
cukup empat semester untuk menyelesaikan jenjang kuliah ini. Tapi ya sudahlah,
aku pernah menceritakan perjalananku yang berat berkuliah di sini dengan
berbagai faktor dan excuse. Haha. Aku pernah tulis di blog juga.
Tesisku selesai. Kesenian kentrung adalah objek material dalam
penelitian ini. Tidak terlalu detail aku jelaskan soal objek formal dan
lain-lainnya, ya. Aku berkuliah di bidang seni. Tapi masyaalloh sekali karena
kesenian ini membawa aku untuk memahami beberapa disiplin ilmu yang sangat
berpengaruh juga buat diriku sendiri. Aku sangat percaya proses selalu punya
cerita dan hikmah sendiri. Aku sangat percaya proses punya hal penting jauh
dibanding hasilnya. Itu mungkin terdengar seperti kata-kata seorang motivator.
Tapi seringkali aku mengalami hal tersebut. Kalian mungkin juga (?)
Dalam kata pengantar tesisku, “Penelitian ini membuat penulis
mendapat ilmu di luar bidang seni yang penulis dalami yaitu tentang pendidikan
agama, bahasa Jawa, dan Islam kejawen sehingga dapat memperkaya pengetahuan
penulis.”
Hal-hal tersebut adalah hal-hal yang belum aku jamah sebelumnya.
Dekat. Tapi aku tidak peduli. Ketika aku dekati, aku jatuh cinta dan bersyukur
walau terdengar terlambat. “Kenapa nggak dari dulu, sih?” tapi tidak apa-apa.
Di antara 200 lebih halaman yang aku susun ada yang saat aku mulai
memahaminya aku menangis.
“Nur Allah berada pada sifat manusia, meski tak tampak namun nyata
ada; Cahaya (nur) Allah berada pada diri manusia namun justru sering
diabaikan; Roh (dzat) Allah ada pada manusia, maka rasakan dan turutilah
kehendakNya; Tuhan beserta sifat-sifatNya ada pada diri manusia, maka
ketahuilah dan jangan sampai engkau ceroboh; Semesta ciptaan Tuhan ini sungguh ada
di dalam diri manusia hanya saja engkau tidak awas melihatnya; Tetesan atau
percikan dzat Allah ada pada manusia, maka perhatikanlah semua tanda-isyarat
itu; Bahwa Allah itu Esa (tunggal) dan tidak ada sekutu-Nya maka bacalah
isyarat-Nya sehingga paham, ada pada manusia dari sejak di dalam kandungan
sembilan bulan lalu lahir hingga mati, perhatikanlah apa yang selalu engkau
bawa selama itu; Kekal selamanya meski diuji cobaan ikhlaskanlah sepenuh hati.”
Aku sudah menulis ini di tulisanku yang lain. https://firlienh.blogspot.com/2019/02/dzat-allah-ada-pada-manusia.html . Tapi aku mau bilang,
ini awal aku merubah segalanya. Yang paling utama, aku lebih sadar bahwa di
dalam diriku ini ada dzat Alloh. Bukan berarti aku tak melakukan dosa lagi. Wallohu a’lam bis-showab, hanya Alloh yang lebih mengetahui kebenaran
yang sesungguhnya.
Itu ada di al-qur’an .
Allah SWT berfirman:
هُوَ الَّذِيْ خَلَقَ السَّمٰوٰتِ وَا لْاَرْضَ فِيْ سِتَّةِ
اَيَّامٍ ثُمَّ اسْتَوٰى عَلَى الْعَرْشِ ۗ يَعْلَمُ مَا يَلِجُ فِى الْاَرْضِ
وَمَا يَخْرُجُ مِنْهَا وَمَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَآءِ وَمَا يَعْرُجُ فِيْهَا ۗ وَهُوَ
مَعَكُمْ اَيْنَ مَا كُنْتُمْ ۗ وَا للّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ بَصِيْرٌ
"Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa; kemudian Dia bersemayam di atas `Arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar dari dalamnya, apa yang turun dari langit dan apa yang naik ke sana. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan."
"Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa; kemudian Dia bersemayam di atas `Arsy. Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi dan apa yang keluar dari dalamnya, apa yang turun dari langit dan apa yang naik ke sana. Dan Dia bersama kamu di mana saja kamu berada. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan."
huwallazii kholaqos-samaawaati wal-ardho fii sittati ayyaamin
summastawaa 'alal-'arsy, ya'lamu maa yaliju fil-ardhi wa maa yakhruju min-haa
wa maa yanzilu minas-samaaa`i wa maa ya'ruju fiihaa, wa huwa ma'akum aina maa
kuntum, wallohu bimaa ta'maluuna bashiir
(QS. Al-Hadid 57: Ayat 4)
* Via Al-Qur'an Indonesia http://quran-id.com
Al-Qur'an yang aku baca sejak kelas dua SD sampai sekarang aku
umur 25 tahun aku masih membacanya. Tapi tesis lah yang menyadarkan aku.
Membuka mata aku. Betapa dekatnya Alloh.
Aku semakin sering berdoa. Memohon. Semua yang aku anggap baik, aku ucapkan. Alloh yang paling tahu yang terbaik. Tapi aku ikhtiar dengan doa tersebut. Seperti kata Quraish Shihab di sebuah tayangan YouTube, berdoa menyebutkan secara spesifik itu diperbolehkan saja. Baiklah..
Aku semakin sering berdoa. Memohon. Semua yang aku anggap baik, aku ucapkan. Alloh yang paling tahu yang terbaik. Tapi aku ikhtiar dengan doa tersebut. Seperti kata Quraish Shihab di sebuah tayangan YouTube, berdoa menyebutkan secara spesifik itu diperbolehkan saja. Baiklah..
Sejauh perjalanan ini aku sangat bersyukur dengan yang sudah
berjalan. Mulai Maret lalu aku mulai bimbingan dengan dosen pembimbing setelah
mungkin sekitar satu semester penuh aku tidak bertemu karena aku malas
mengerjakan dan cuti. Walau tidak dibimbing dengan detail, perjalananku mulus.
Bahkan kondisi aku belum siap melanjutkan perjalanan, dosenku sudah memberikan
ACC. Penyusunan yang belum lengkap betul seperti daftar lampiran, gambar, dll,
membuat kagok. Karena aku sudah bisa mengajukan untuk review tesis oleh dosen
yang dipilih kampus. Beberapa hari setelah ACC tersebut, langkah berikutnya
adalah apply reviewer tesis ke kampus. Hari itu aku gagal, masih kurang ini dan
itu. Setelah itu selang berapa hari ibuku masuk rumah sakit. Hmm mungkin dua
Minggu setelah ACC itu aku baru mengajukan ulang untuk di-review tesisnya. Tapi
ya sudahlah, aku terlalu kagok untuk sebuah penolakan yang seharusnya tidak
perlu aku kagok-kan. Gitu emang, baperan.
Aku berdoa terus dan terus dengan caraku, dengan menambahkan ibadah Sunnah dll.
Aku berdoa terus dan terus dengan caraku, dengan menambahkan ibadah Sunnah dll.
Tiga hari setelah pengajuan, aku mendapat reviewer, dosen yang
pintar tapi agak seram. Setelah surat keluar, langsung aku temui dosen
reviewer. Itu seperti jalan kemudahan yang tak bisa dialihkan bahwa datangnya
dari Alloh. Beliau selesai rapat, sehingga aku bisa menemui. Bayangin aja kalau
beliau baru saja rapat, aku bisa menunda bertemu hingga esok hari atau mungkin
esok harinya lagi. Ternyata beliau baik. Empat hari dari hari itu, aku diminta
datang. Beliau perlu membacanya. Semua berkas aku tinggal. Datanglah hari itu.
Aku datang. Ternyata bapak baik sekali. Revisi yang perlu saya lakukan
dijelaskan secara detail dan beralasan. Bahkan aku dipinjami buku. Terharu
sekali. Buku yang baru saja buka segel, beliau percaya untuk dipinjamkan kepada aku.
Surat reviewer sudah ditandatangani, sehingga selesai revisi aku bisa langsung
mengajukan ujian tanpa harus menemui beliau lagi.
Memang ada beberapa langkah untuk bisa mendaftar ujian. Seperti
koreksi abstrak di layanan bahasa, meminta tanda tangan dosen pembimbing,
kaprodi, dan direktur. Masing-masing tahap tersebut sungguh berliku. Tapi
lagi-lagi Alloh seperti membawa aku dalam jalan kemudahan.
Koreksi abstrak, aku sempat melakukan kesalahan yang mungkin bikin
penyelesaian tertunda. Tapi aku kontak bapak layanan bahasa yang sangat baik
juga. Akhirnya ontime, abstrak lekas selesai.
Tanda tangan. Dalam satu hari aku berhasil mengumpulkan tanda
tangan dosen pembimbing, kaprodi, dan direktur.
Setelah tanda tangan pembimbing, aku tak cukup yakin hari itu akan
selesai. Karena kaprodiku memang sangat sibuk dan susah ditemui. Kita harus
benar-benar stand by dan mengikuti jadwalnya yang sudah ditempel di ruanganya.
Belum lagi kegiatan di luar mengajar. Sudah dua jam lebih menunggu, akhirnya
aku memutuskan pulang dan akan kembali sore nanti saat beliau selesai mengajar
jam terakhir. Karena sempat minum di kantin dengan kawan dan dia tahu kalau aku
sedang mencari kaprodi, saat aku perjalanan pulang dia menelponku untuk memberi
tahu bahwa kaprodi ada di gedung lain dengan tempat aku menunggu tadi. Akhirnya
aku kembali ke kampus. Deg-degan karena tesisku masih dicek-cek lagi. akhirnya
beliau mau menadatangani tesisku. Jam istirahat. Setelah solat dzuhur aku
bergegas ke bagian direktur. Sebelum meminta tanda tangan ke direktur kami
harus bertemu mbak galak. Maaf sekali harus ada kata-kata tersebut. Tapi segala
tindakan mahasiswa yang akan meminta tanda tangan direktur harus melalui dia. Dan sejak semester tiga kata "mbak galak" mempermudah komunikasi saat
bertanya dengan kawan, "oh, yang itu. ok aku tahu."
Salah satu syaratnya adalah harus mengirimkan pesan melalui
whatsapp dengan format tertentu dan sangat panjang. Baru ngetik baris kedua,
alhamdulillah Alloh mempertemukanku dengan seorang mas yang sudah mempunyai format
tersebut. Aku tinggal edit saja. Hemat bermenit-menit. Menunggu dipanggil
direktur untuk ditandatangan itu deg-degan rasanya. Nanti di dalam aku bakal
ditanya apa ya? ramah nggak ya?
Setelah sekitar tiga puluh menit menunggu, kami sembilan orang
yang sama-sama menunggu direktur, diundang untuk masuk ke dalam ruangannya. Ternyata prof direktur sangat baik, ramah, dan memberi wejangan yang terdengar
bercanda tapi sebetulnya bikin aku berpikir, "iya juga ya."
Dengan kalimat "bismillah, semoga barokah" beliau
menandatangani tesis-tesis kami. rispek!
Sampai rumah sudah pukul 16.30. Lelah sekali. Tetapi seperti pintu
kemudahan Alloh tak pernah tutup untukku sejak lalu lalu hingga saat ini. Lepas
magrib, aku perbanyak tesis sejumlah ketentuan. Sekaligus jilid soft cover
untuk syarat ujian. Pukul 21.00 baru selesai. Empat jilid tesis bersampul
merah.
Keesokan harinya dengan penuh keyakinan aku berangkat ke kampus
untuk mendaftar ujian. Aku memang teledor, seringkali melupakan hal penting. Hari itu ternyata abstrak yang aku gunakan salah. Tapi petugas akademik sangat
baik (jugaaaaaaaaaaaaaaa). Beliau bilang aku tak perlu jilid ulang, ini masih
bisa diakali. Akhirnya aku tetap bisa mendaftar ujian hari itu. Lagi-lagi
kemudahan. Terima kasih Alloh! Alloh memberi banyak kemudahan melalui
orang-orang baik! nggggg mungkin kecuali mbak galak. mungkin dia cobaan yang
Alloh beri (?) hehehehe
Bapak akademik bilang, "Sabar ya mbak, banyak yang akan
ujian. Nanti kami kabari." Sepertinya baru tiga hari, jadwal ujianku sudah
keluar. Kuasa Alloh lagi. di hari Jum'at. Ku ceritakan bapak. Bapak bilang,
"Alhamdulillah, kamu ujian di hari baik." iya, pak, alhamdulillah :)
Kini aku menunggu ujian dengan perlu mempersiapkan materi
presentasi dan belajar lagi untuk persiapan yang lebih matang.
Aku punya prahara yang mungkin ini adalah pengahalang terbesar aku
untuk bisa lulus di semester ini. jadi gini. setelah ujian dan dinyatakan lulus
kemudian revisi, itu adalah tahap yudisium. yudisium itu sah dinyatakan lulus,
mendapat gelar, dan mempunyai kartu alumni. SAH. ada beberapa syarat sulit
untuk bisa mendaftar yudisium. dua hal yang paling penting adalah toefl dengan
skor minimal 450 dan jurnal. yang jurnal itu sebetulnya pilihan. ada beberapa
pilihan seperti presentasi di seminar internasional dengan standar tertentu atau
menulis jurnal yang telah diterima di sebuah jurnal minimal sinta 3 baik
nasional atau internasional. jurnal itu..... mungkin teman-teman tahu.
seleksinya susah. antre bisa tiga bulan atau lebih dan bisa saja ditolak. padahal
ini sudah april. aku ingin yudisium mei. hehehehe agar bisa wisuda juni.
oktober lalu ada seminar internasional di kampus. waktu itu aku
cuti. malas-malasan. enggan ikut karena biayanya mahal sekali. untuk yang akan
presentasi harus diseleksi dan jika diterima harus membayar kalau tidak salah
dua juta rupiah. untuk aku yang sedang malas, mikirnya nanti-nanti aja pasti
ada lagi. nyatanya tidak ada lagi sampai nanti september akan ada lagi
(katanya).
teman-temanku beberapa menggunakan jalur belakang, mereka punya
kenalan orang jurnal dan lain-lain. aku tidak punya. aku tak punya ambisi besar
untuk jurnalku di-publish oleh jurnal tertentu. tapi karena ini syarat, aku
akhirnya mencari juga. kakakku yang seorang dosen di sebuah kampus swasta
berbasis Islam, aku mintain tolong. dia bilang tidak ada. akhirnya aku akan
coba submit di jurnal-jurnal yang ada tanpa kenalan orang dalam. ya, coba aja
gitu. langkah pertama adalah aku mencari jurnal yang masuk kriteria syarat
yudisium. sinta 3. akhirnya aku menemukan sebuah jurnal yang sesuai kriteria
yang ternyata tempat mas aku mengajar. ternyata mas tidak tahu kalau jurnal itu
sudah sinta 3. Kebetulan, tulisan aku bisa masuk ke kategori tulisan berbasis keislaman. aku buat dan kirim file jurnal pdf ke mas yang kemudian
diteruskan ke kawannya yang menjadi pengurus jurnal tersebut. mas mengirim
percakapan mereka. pihak sana tidak memberi harapan banyak. jadi mas meminta ke
aku untuk mencari cara lain untuk jaga-jaga. oiya, beberapa hari setelah mas
menghubungi pihak jurnal, aku baru submit secara online dengan melampirkan file
ms.word.
waktu terus berjalan. di sebuah sore, aku log in akun jurnal dan
status submission aku sudah berubah menjadi "in review". sebetulnya,
status "in review" sudah bisa menjadi syarat yudisium tetapi ijazah
akan kampus tahan sampai jurnal ter-publish. itu tidak masalah bagiku.
sebetulnya kawan mas aku tidak memberi kabar bahwa status jurnalku sudah
berubah. jadi aku kurang paham, ini atas campur tangan mas dan kawan atau
secara natural jurnal aku memang "in review". tapi aku berterima
kasih banyak atas kemudahan yang satu ini lagi kepada Alloh, melalui mas aku,
kemudahan Alloh turunkan lagi. hal tersulit yang tadinya tidak mungkin bagiku
sudah terselesaikan. betapa kalau bukan jalan kemudahan Alloh, dari siapa lagi.
jika dikatakan bahwa doa adalah senjata orang mukmin, ya memang
itu yang terjadi. doaku, keyakinanku akan adanya dzat Alloh di diriku ini
menjadikan merasa Alloh sangat dekat. amat sangat dekat sampai tak terlihatlah
yang membuat ini semua bisa terjadi.
di lubuk hati terdalamku bisa tiba-tiba muncul pertanyaan,
"Alloh sungguh memberi banyak kemudahan, kenapa Alloh? apa aku pantas
menerima ini semua?" oh, aku sayang Alloh. terima kasih Alloh.
Alhamdulillahirabbil'alamin :)
Tulisan ini aku tulis sebelum aku ujian. Insyaalloh akan aku
update lagi setelah aku ujian, setelah aku revisi, setelah aku yudisium, dan
wisuda. Aku yakin masih banyak kemudahan yang Alloh senantiasa beri ke aku. Ya
kan Alloh? Hehehehe.
Firlie NH
16 April 2019
Komentar
Posting Komentar